REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kabupaten Semarang punya kiat untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan sejak usia dini. Kiat ini dilakukan dengan memasukkan kewirausahaan dalam ajang seleksi lomba Mata Pelajaran dan Seni Islami (MAPSI) tingkat sekolah dasar (SD) di daerahnya.
Selain lomba mata pelajaran (mapel), seni Islami serta baca tulis Alquran--mulai penyelenggaraan tahun ini--MAPSI juga melombakan kewirausahaan Islami. Tujuannya tak lain untuk mengenalkan semangat kewirausahaan kepada para siswa sejak usia dini.
Ketua Panitia Pelaksana Lomba MAPSI 2019 tingkat Kabupaten Semarang, Muhammad Ja’far mengungkapkan, MAPSI menjadi ajang yang rutin diselenggarakan oleh kelompok kerja guru agama yang ada di daerah ini.
Selain untuk menanamkan karakter dan moral Islami yang kuat kepada peserta didik sejak dini, MAPSI juga menjadi wadah seleksi bagi peserta di Kabupaten Semarang yang berhak maju ke ajang yang sama, di tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Dimasukkannya lomba cabang kewirausahaan, lanjutnya, diharapkan akan dapat memperkaya bekal pengetahuan mengenai kewirausahaan bagi peserta. "Sehingga tidak hanya terbentuk anak-anak berkarakter moral dan berakhlak yang baik, namun juga akan membentuk pribadi dengan semangat berinovasi sejak usia sekolah dasar," ujarnya, Jumat (6/9).
Menurut Ja'far, melalui lomba MAPSI ini, bakal muncul bibit-bibit unggul dari Kabupaten Semarang yang bisa berkiprah dan berprestasi ke jenjang yang lebih tinggi. Apalagi Kabupaten Semarang pernah menyabet juara umum pada lomba MAPSI tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Pada ajang MAPSI kali ini, Kabupaten Semarang masih mengandalkan sejumlah cabang lomba seperti tilawah dan hafalan Alquran. "Sebab di nomor lomba ini Kabupaten Semarang selalu berjaya dan masih menjadi unggulan pada penyelenggaraan MAPSI tingkat sekolah dasar," ujarnya.
Sementara itu, lomba MAPSI 2019 tingkat Kabupaten Semarang--secara resmi--telah dibuka oleh Bupati Semarang, dr H Mundjirin ES SpOG, Kamis (5/9) kemarin.
Menurut orang nomor satu di Kabupaten Semarang ini, lomba MAPSI sangat penting guna mendukung pembangunanan sumber daya manusia (SDM) serta generasi muda yang berakhlak mulia dan berpengetahuan luas.
Karena pendidikan karakter dan moral sejak sekarang sangat penting sebagai modal awal untuk berkiprah di masa mendatang. "10 hingga 15 tahun ke depan, merekalah (peserta lomba MAPSI kali ini) yang bakal mewarnai generasi bangsa menuju Indonesia Emas tahun 2045," kata Mundjirin.