REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Direktorat Jenderal Bina Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam, akan fokus menjalankan Program Daerah Binaan selama tiga tahun ke depan. Selama dua tahun pelaksanaan ini sejak 2018, ditargetkan akan ada 14 titik ‘Kampung Zakat’ yang dibangun.
“Benar, ‘Kampung Zakat’ adalah program inovasi dari Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI. Program dilaksanakan dengan bekerja sama dengan Baznas dan LAZ,” ungkap Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Muhammadiyah Amin, saat dihubungi, Senin (2/9).
Program ini dimulai pada 2018 lalu, dengan dibangun di tujuh titik, yaitu:
1. Banten
2. Seluma (Bengkulu)
3. Belu (NTT)
4. Lombok Timur (NTB)
5. Sambas (Kalbar)
6. Raja Ampat (Papua Barat)
7. Halmahera Timur (Malut)
Kemudian pada 2019 rencananya juga dilaksanakan pembangunan pada tujuh titik:
1. Kota Bekasi (Jawa Barat)
2. Nabire (Papua)
3. Pulau Buru (Maluku)
4. Indragiri Hilir (Riau)
5. Bulukumba (Sulsel)
6. Singkil (Aceh)
7. Nunukan (Kaltara)
Program ‘Kampung Zakat’ ini merupakan program prioritas dari Bimas Islam yang bersinergi dengan pemerintah baik pusat maupun daerah. Program ini akan berjalan selama tiga tahun sejak 2018 sudah dilaunching di 11 lokasi.
Adapun dua lokasi yakni di NTB dan Bekasi dilaunching langsung oleh Menteri Agama, dan ada tiga lokasi lagi yang akan segera dilauncing yaitu di Sulawesi Selatan, Aceh dan Kalimantan Utara.
“Jadi ditetapkan tujuh lokasi ‘Kampung Zakat’ 2018 dan tujuh lokasi pada 2019, sesuai SK Direktur Jenderal Bimas Islam No. 109 tahun 2019, tentang penetapan lokasi Kampung Zakat,” kata Amin.
Pada 7 September 2019 mendatang, akan dilaksanakan launching di wilayah Bulukumba, Sulawesi Selatan. Dengan sinergi yang baik antara Kementerian Agama baik pusat maupun daerah, diharapkan ‘Kampung Zakat’ dapat berjalan dengan baik ke depannya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
