REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dompet Dhuafa bersama IMS melakukan kegiatan tabligh akbar dan program hapus tato warga binaan Nusakambangan. "Ini merupakan konsep hijrah yang kami lakukan untuk menyambut tahun baru Hijriyah,” ungkap Direktur Dakwah Dompet Dhuafa, Ustaz Ahmad Sonhaji, yang juga menjadi pengisi tausiyah dalam tabligh akbar di Lapas Kembang Kuning Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah, Rabu (4/9).
Ustaz Sonhaji pun baru pertama kali mendatangi dan memberi tausiyah pada warga binaan salah satu lapas medium security di Pulau Nusakambangan itu. Meskipun, untuk Dompet Dhuafa sendiri sudah cukup sering mendatangi warga binaan di beberapa lapas lainnya seperti di Tangerang, Bogor, dan Bekasi.
“Nah ini merupakan salah satu program yang kita lakukan, dalam upaya gerakan kepedulian untuk saling mengingatkan. Karena setiap manusia sebenarnya punya kecenderungan untuk berbuat kebaikan,” ungkap Ustadz Sonhaji.
Ia mengatakan, setiap manusia tidak ada yang stuck pada keburukan. Setiap manusia pasti akan melakukan perubahan diri, dan perubahan diri ini adalah sebuah proses. Warga binaan di Nusakambangan yang diberi sentuhan spiritual ini, diharapkan dapat membangun keseimbangan dalam melakukan proses perubahan.
Tabligh akbar berlangsung dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 11.30 WIB, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penghapusan tato dimana warga binaan yang telah mendaftar, dipanggil bergantian. Setiap enam orang bergantian masuk ke dalam ruang sterilisasi penghapusan tato yang telah disiapkan.
Salah satu yang antusias, adalah Serli Utama Putra yang telah menghapus tatonya untuk kedua kalinya. Tato yang tergambar di kakinya adalah tato barongsai, tetapi nampak sudah mulai memudar bertahap. Ia merupakan warga binaan yang divonis penjara 20 tahun.
“Dulu saya pakai tato karena ikut-ikutan teman saja, sekarang saya mau hapus karena saya ingin menghilangkan sisi kelam hidup saya dulu. Saya ingin setelah keluar bersih hati, bersih juga badan saya dari hal negatif,” kata dia sembari menjalani treatment penghapusan tato.
Selain itu, warga binaan lainnya adalah Maman, yang juga telah menghapus tatonya untuk kedua kali. Tatonya ia buat ketika ia berada di lapas persinggahannya dulu yakni Lapas Majalengka. Ia pun juga hanya ikut-ikutan saja memakai tato dan memilih gambar naga, yang bagi dia tidak memiliki makna tertentu.
“Berada di sini, pasti lah membuat saya menjadi orang yang lebih baik lagi, makanya saya mau hapus tato ini. Nanti kalau sudah bebas, saya akan cari tempat menghapus tato dan saya hapus sendiri,” ungkap Maman.
Dia adalah warga binaan yang divonis hukuman penjara selama 14 tahun, namun karena ia berperilaku sangat baik, ia mendapat keringanan hukuman menjadi 8 tahun penjara. Saat ini, merupakan tahun ke-7 Maman berada di lapas dan tahun depan menjadi tahun kebebasannya.
Direktur IMS, Imron Faizin mengatakan, dirinya mengaku sangat bersyukur bisa bekerja sama dengan Dompet Dhuafa dalam pelaksanaan penghapusan tato warga binaan Nusakambangan. Meski baru yang ketiga kalinya bersama Dompet Dhuafa, ke depan ia ingin bisa bekerja sama lagi.
“Alhamdulillah ini ketiga kalinya kami bersama Dompet Dhuafa bisa hadir ke sini, dan mudah-mudahan diberi kesempatan lagi untuk program-program selanjutnya,” kata Imron saat ditemui di waktu dan tempat yang sama.
Lalu hadir juga PIC Bank Muamalat Cabang Cilacap, Sukma Imam, yang ikut menyaksikan proses penghapusan tato para warga binaan Lapas Kembang Kuning Pulau Nusakambangan. “Semoga ini bisa memberikan manfaat dan faedah bagi kita semua, khususnya bagi warga binaan di sini,” kata dia.
IMS sendiri baru saja mendapat penghargaan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) RI, Yasona H Laoly, atas program penghapusan tato bagi warga binaan. Penghargaan diberikan langsung oleh Menkumham kepada Direktur IMS, bersamaan dengan peresmian Lapas Kelas II A Karang Anyar Nusakambangan, Kamis (22/08) lalu.
Terobosan program tersebut, selama ini telah dinanti dan telah dirasakan oleh para warga binaan yang telah bertaubat dan berhijrah. Adapun lapas-lapas yang telah dikunjungi IMS adalah Lapas Kembang Kuning Nusakambangan, Lapas Gunung Sindur, Lapas Paledang Bogor, dan Lapas Lampung.