REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH— Madinah al-Munawwarah adalah nama kota yang diberikan Rasulullah SAW. Sebelumnya, kota ini bernama Yatsrib, namun sejak Rasulullah hijrah dari Makkah menuju kota ini, Yatsrib diganti namanya dengan Madinah al-Munawarah yang artinya Kota yang Bercahaya.
Madinah memiliki sejarah yang sangat penting dalam perkembangan agama Islam ke seluruh penjuru dunia. Karena dari Madinah inilah, penyebaran Islam menyebar dan berkembang pesat.
Dalam perjalanannya, ada tempat yang menjadi obyek sejarah. Tentu saja yang paling utama adalah Masjid Nabawi. Namun demikian, selain Masjid Nabawi, ada banyak lokasi atau tempat yang juga punya sejarah luar biasa. Salah satunya adalah Masjid al-Ijabah.
Masjid al-Ijabah terletak sekitar 580 meter dari Masjid Nabawi, atau sekira 285 meter dari Kompleks Pemakaman Baqi. Dari Baqi, Masjid al-Ijabah berada di sebelah utara, dan terletak di Jalan Malik Faishal atau Jallan Sittin.
Dikutip dari Sejarah Madinah, Muhammad Ilyas Abdul Ghani, masjid ini telah dipugar beberapa tahun lalu, tepatnya pada 1997 M/1418 H oleh Raja Fahd dengan luas mencapai 1000 meter persegi.
Masjid ini terbagi dua, yakni untuk jamaah wanita dan laki-laki. Untuk jamaah wanita, area yang disediakan seluas 100 meter persegi, terletak di sisi timur laut. Sisanya dipergunakan untuk jamaah laki-laki.
Di depan masjid, terdapat sebuah kubah yang memiliki tinggi 11,70 meter, tanpa ada simbol bulan sabit, sebagaimana umumnya. Diameter kubah sekitar 9,5 meter. Sedangkan sudut di sebelah tenggara terdapat menara yang tngginya mencapai 36 meter, termasuk dengan bulan sabitnya.
Masjid ini dahulunya bernama Masjid Bani Muawiyah, tetapi karena Rasulullah SAW pernah berdoa di masjid ini, maka namanya berganti menjadi Masjid al-Ijabah.
Imam Muslim meriwayatkan dari Amir bin Saad dari bapaknya, bahwa suatu hari Rasulullah datang dari gunung dan ketika melewati Masjid Bani Muawiyah, beliau masuk ke dalamnya dan mendirikan shalat dua rakaat. Amir bin Saad menyebutkan, dia dan rombongannya juga ikut shalat bersama Rasulullah SAW. Nabi Muhammad berdoa sangat lama di masjid ini, lalu beliau menghadap kepada kami.
“Saya telah memohon kepada Allah sebanyak tiga hal. Allah mengabulkan yang dua dan menolak yang satu. Aku memohon kepada Alah agar tidak membinasakan umatku dengan kekeringan dan kelaparan. Allah pun mengabulkan. Dan aku memohon agar Allah SWT tidak membinasakan umatku dengan menenggelamkannya, dan Allah pun mengabulkannya. Dan terakhir, aku memohon kepada Allah agar tidak ada fitnah dan perbedaan di antara umatku, tetapi Dia (Allah) tidak mengabulkannya.” (HR Muslim).
Atas hal inilah, maka nama Masjid Bani Muawiyah ini berganti nama menjadi Masjid al-Ijabah. Karena itu, banyak pula jamaah haji, khususnya dari India, Irak, dan Bangladesh, yang mengunjungi masjid ini. Selain mendirikan shalat juga memohon doa dengan harapan Allah mengabulkan doa mereka.
Tidak terlihat jamaah haji Indonesia mengunjungi masjid ini. Selain karena lokasinya berada di luar wilayah Markaziyah, juga memang jamaah haji Indonesia tidak diizinkan untuk berada di luar wilayah Markaziyah, dikhawatirkan mereka tersasar.