REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan melanda di beberapa wilayah Jawa Tengah. Bahkan, sudah lebih dari sepekan, dampak kekeringan itu membuat warga kesulitan mendapatkan air berih. Kondisi ini membuat Dompet Dhuafa Jawa Tengah turut mendistribusikan air bersih di beberapa titik terparah, seperti yang terjadi di wilayah Kabupaten Banyumas.
"Kami sudah bergerak cepat sejak (Sabtu, 31/08) untuk menanggulangi kekeringan yang terjadi di beberapa titik kekeringan di banyumas. Sehingga tim mengunakan truk terbuka dengan satu kali distribusi 3.000 liter," kata Titi Ngudiati, Direktur Layanan Kesehatan Cuma-cuma Jawa Tengah dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Senin (1/9).
Dompet Dhuafa Jawa Tengah turut mendistribusikan air bersih. (Foto: Istimewa)
Hingga kini Dompet Dhuafa Jawa Tengah terus menyisir bantuan ke beberapa dusun, salah satunya pada (Sabtu, 31/08) di Dusun Wanarata, Desa. Kalitapen, Kecamatan. Purwojati, Kabupaten Banyumas. Di tempat ini, ada penerima manfaat sebanyak 621 kepala keluarga atau sekitar 2.000 jiwa dengan alokasi 12 ribu Lliter.
Dikatakan Titi, kendala yang dihadapi oleh tim dalam pendistribusian hingga kini (Senin, 2/09) dengan kondisi medan jalan yang menajak dan rusak, truk tangki BPBD yang terbatas dan persewaan tangki swasta yang minim. "Akibatnya, warga harus menunggu 5-9 hari untuk dapat jatah pembagian air bersih dan itupun yang didapat terbatas hanya empat (4) ember per KK setiap kali ada bantuan," ujarnya.
Menurut keterangan dari Koordinator Respon DMC Dompet Dhuafa untuk Bencana Kekeringan, Abdul Azis, setidaknya respon kekeringan hingga sebulan lamanya (Oktober 2019). Selain tim DMC, turut serta pula para relawan dalam membantu distribusi air. Itu seperti yang dilakukan oleh relawan Jawa Timur dalam mengatasi kekeringan di Kabupaten Pasuruan, wilayah sekitar Jakarta, wilayah Cibarusah, Kabupaten Bekasi dengan cakupan dua desa yakni Desa Ridogalih dan Desa Ridomanah. Sementara di wilayah Bogor terdapat di Tanjungsari, Tendjo, Ciampea dan Pamijahan. "Lombok, Banten, Jogjakarta, Sumatera Barat hingga Sulawesi Selatan menjadi cakupan respon kami pada kekeringan tahun ini,” ujarnya.