Jumat 30 Aug 2019 04:47 WIB

Nobar, Cara Santri Ponpes Manbaul Ulum Belajar Bahasa Asing

Manba’ul Ulum mempunyai beragam program agar santri bisa menyesuaikan perkembangan.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Film
Foto: pixabay
Ilustrasi Film

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON --- Pondok Pesantren Manba’ul Ulum Cirebon dikenal sebagai pesantren yang sukses mengkolaborasikan sistem pendidikan salaf dan modern. Melalui model pendidikan Tarbiyatul Mu'allimin Al Islamiyyah, pesantren yang berlokasi di Jalan Nyi Ageng Serang Desa Sindangmekar, Kecamatan Dukupuntang, Cirebon itu tak hanya mengajarkan pada santri-santrinya berbagai kitab  literatur keislaman.

Lebih dari itu, pesantren ini juga mempunyai beragam program agar santri bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman selepas lulus dari pesantren. Satu diantaranya yakni program bahasa asing. Menurut pengasuh Ponpes Manba’ul Ulum Cirebon, KH Mahfudz Hudlori penguasaan bahasa asing terutama bahasa Arab dan Inggris begitu ditekankan pada santrinya terutama yang sudah mondok lebih dari setahun. 

Baca Juga

“Kita ajak santri berfikir, diajak ngobrol, betapa pentingnya, betapa manfaatnya bisa berbahasa asing,” kata KH Mahfudz Hudlori saat berbincang dengan Republika.co.id pada Kamis (29/8).

Pesantren Manba’ul Ulum pun punya cara yang menarik dalam mengajarkan santrinya agar bisa berbahasa asing. Selain lewat pemberian kosakata serta latihan percakapan dengan bahasa asing sesama santri yang dilakukan tiap hari, pesantren juga sering menggelar nonton bareng (nobar) film-film asing baik berbahasa Inggris maupun Arab tanpa adanya terjemahan.

“Kita lewat film-film, kemudian ditanya paham nggak itu filmnya. Nanti di jelaskan. Ini untuk menggairahkan santri berbahasa asing,” kata Kiai Hudlori.

Tak hanya itu, pesantren juga kerap mendatangkan pemateri-pemateri dari luar negri untuk berbincang dengan santri menggunakan bahasa Arab atau bahasa Inggris. Meski para pengajar masih menerjemahkan bagi santri-santri yang baru mondok di Manba’ul Ulum.

Selain menekankan santrinya untuk menguasai bahasa asing, Pesantren Manba'ul Ulum juga mendorong santri untuk mampu menghafal Alquran. Selama enam tahun mengaji, pesantren menargetkan santri minimal hafal 5 juz Alquran.

Pesantren Manba’ul Ulum pun menjalin kerja sama dengan beberapa Universitas luar negeri, seperti Universitas Al Azhar Kairo dan beberapa kampus Internasional di Turki dan Maroko. Sehingga lulusan pesantren Manba’ul Ulum pun banyak yang melanjutkan studi ke luar negeri. Kedepannya, menurut Kiai Mahfudz pesan Manba'ul Ulum berencana membangun pondok putri dan mendirikan perguruan tinggi. Saat ini, terdapat 750 santri yang mengaji di Manba'ul Ulum.

Pesantren Manba'ul Ulum berdiri sejak 1987. Perintisnya yakni KH Ghojali dan KH Mahfudz Suja'i.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement