Senin 26 Aug 2019 22:00 WIB

Beda Kalender Hijriyah dan Masehi?

Kalender Hijriyah memiliki ciri khas tersendiri.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Sistem penghitungan pada kalender hijriyah menggunakan perputaran bulan. (ilustrasi)
Sistem penghitungan pada kalender hijriyah menggunakan perputaran bulan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Seperti halnya kalender Masehi, dalam setahun kalender Hijriyah juga berisi 12 bulan. Namun, kalender Hijriyah memiliki ciri khas tersendiri.

Jika tahun Masehi dimulai pada 1 Januari, sistem penanggalan Islam diawali pada 1 Muharram. Selain itu, dalam tahun Hijriyah hanya berjumlah sekitar 354-355 hari dalam satu tahun, sedangkan tahun Masehi terdapat sekitar 365-366 hari.

Perbedaan tersebut dikarenakan adanya konsistensi penghitungan hari dalam kalender Hijriyah. Rata-rata jumlah hari dalam tahun Hijriyah antara 29-30 hari. Sedangkan, tahun Masehi berjumlah dari 28-31 hari.

Inilah yang membedakan jumlah hari antara tahun masehi dengan tahun Hijriyah.

Pada sistem kalender Hijriyah, sebuah hari atau tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari di tempat tersebut. Sementara, penentuan awal bulan ditandai dengan munculnya penampakan bulan sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (ijtimak).

Pada fase ini bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya matahari, sehingga posisi hilal berada di ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, jumlah hari pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak ada aturan khusus bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari dan mana yang memiliki 30 hari. Semuanya tergantung pada penampakan hilal.

Dalam kalender Masehi, nama bulan di dalamnya diambil dari nama-nama dewa, seperti Dewa Mars, Maius (Mei), Junius (Juni), dan seterusnya.Tak hanya sistem bulan, sistem harian pun demikian, yaitu sama-sama memakai nama-nama dewa, seperti Sunday (matahari), Monday (bulan), Tuesday (Tioe), dan seterusnya.

Berbeda dalam kalender Hijriyah, nama hari diambil dari urutan bilangan dalam bahasa Arab. Seperti ahad (satu), itsnain (senin/dua), tsulatsa'(selasa/tiga), dan seterusnya kecuali Jumat dan Sabtu. Hari Jumat adalah hari di mana Muslim ber kumpul untuk menunaikan ibadah shalat jumat, sedangkan Sabtu adalah hari yang dianjurkan untuk beristirahat.

Sementara, nama-nama bulan dalam kalender Hijriyah diambil dari nama-nama musim, kecuali Muharram dan Dzulhijah. Muharram artinya bulan yang dihormati dan orang-orang ketika itu tidak diperboleh kan berperang di bulan ini, dan di tiga bulan lainnya. Sementara, Dzulhijah artinya bulan untuk berhaji.

Nama-nama sepuluh bulan lainnya adalah nama-nama musim. Shafar artinya kuning, tumbuhan mulai menguning. Rabiul awal dan Rabiul Akhir artinya musim gugur pertama dan kedua. Jumadil Awal dan Jumadil Akhir artinya musim dingin pertama dan kedua (jumud artinya beku).

Rajab artinya cair, es sudah mulai mencair. Sya'ban artinya lembah, orang-orang Arab sudah mulai ke ladang untuk bercocok tanam. Ramadhan artinya pem bakar an, mulai masuk musim panas. Syawal berarti peningkatan suhu, panas sekali. Puncaknya adalah Dzulqaidah, artinya saat orang duduk-duduk tidak keluar rumah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement