Kamis 22 Aug 2019 21:34 WIB

Kemarau Masih Ekstrem, Umat Diimbau Perbanyak Istisqa

Kemarau masih ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat melakukan shalat Istisqa (istisqa).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat melakukan shalat Istisqa (istisqa).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia mengapresiasi masyarakat yang telah menggelar shalat istisqa untuk meminta hujan di sejumlah daerah. MUI juga mengajak umat memperbanyak shalat istisqa saat terdampak kekeringan akibat kemarau panjang.  

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Informasi dan Komunikasi, KH Masduki Baidlowi, pelaksanaan shalat istisqa sangat dianjurkan terutama di kawasan dengan tingkat kemarau ekstrem.  

Baca Juga

"Karena kemarau panjang ini boleh dikatakan extra ordinary sehingga ada hal-hal yang sifatnya di luar kebiasaan maka dilakukan doa yang sifatnya khusus, istisqa sebenarnya doa khusus," kata Kiai Masduki kepada Republika.co.id, Kamis (22/8).  

Musim kemarau biasanya lebih pendek waktunya dibanding musim hujan. Akan tetapi ada kondisi alam yang di luar kebiasaan seperti lebih panjangnya musim kemarau dibanding musim penghujan. Maka menurut dia, dalam kondisi seperti itu agama Islam memberi solusi dengan melakukan shalat istisqa. 

Dia menjelaskan, shalat istisqa diajarkan Rasulullah SAW agar dilaksanakan secara berjamaah. Maka MUI mengimbau kepada masyarakat di berbagai daerah untuk melakukan shalat istisqa saat musim kemarau berkepanjangan seperti sekarang.  

"Supaya gampang shalat istisqa bisa dilakukan di waktu orang-orang sedang banyak berkumpul, misalnya setelah shalat Jumat bisa langsung menggelar shalat istisqa sesuai dengan cara-cara yang diajarkan," ujarnya.   

Kiai Masduki juga menjelaskan bahwa shalat istisqa bisa dilaksanakan di daerah-daerah yang telah lama tidak turun hujan. Sementara di daerah tersebut masyarakat sangat membutuhkan air. MUI juga menyadari sejumlah daerah di Indonesia sekarang sudah banyak yang kekeringan terdampak kemarau panjang. 

MUI melihat kemarau berkepanjangan yang mengakibatkan kekeringan sangat berpengaruh sekali pada kehidupan petani di desa-desa. Karena akan mengganggu pola tanam mereka. "Itu saya kira kenapa disyariatkan untuk shalat Istisqa karena ada kaitannya dengan pola tanam petani," ujarnya. 

Dia juga menceritakan, dalam Alquran diceritakan kisah Nabi Yusuf ketika meramal mimpi Firaun. Nabi Yusuf mengatakan bahwa Mesir akan dilanda kekeringan yang sangat panjang. Hal tersebut membuktikan bahwa siklus kemarau panjang telah terjadi sejak dulu. Maka di musim kemarau panjang seperti sekarang Islam memberinya solusi dengan shalat Istisqa. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement