REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Abdul Somad menuturkan tentang perkembangan terkini studi S-3 yang sedang ditempuhnya di Sudan. Seperti diketahui, mubaligh kelahiran Asahan, Sumatra Utara, itu sejak Juli 2019 tinggal di Khartoum, ibu kota Sudan, untuk melanjutkan pendidikan tinggi pada Omdurman Islamic University (OIU).
Sosok yang akrab disapa UAS itu menjelaskan, dirinya terdaftar di OIU sejak November 2017. Sementara itu, pihak kampus sudah menetapkan, tiap mahasiswa S-3 harus mengikuti sidang disertasi selambat-lambatnya dua tahun setelah terdaftar sebagai mahasiswa.
Oleh karena itu, UAS mengaku sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Saat ini, lanjut dia, disertasinya sedang dalam proses untuk siap dibawa ke sidang. "Akan disidangkan pada Desember 2019, insya Allah," kata Ustaz Abdul Somad kepada Republika.co.id di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Saat ditanya topik disertasinya, alumnus S-1 Universitas al-Azhar (Mesir) itu mengungkapkan, dirinya tertarik menelaah ketokohan dan pemikiran ulama-ulama Nusantara.
Di antaranya adalah sang pendiri Nahdlatul Ulama (NU), yakni Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'arie. UAS meneliti legasi yang dihasilkan kakek Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu dalam bidang hadits. Bidang keilmuan hadits dipilihnya karena itulah yang ditekuni UAS dalam kariernya sebagai akademisi.
"Disertasi saya berjudul, 'Kontribusi Syaikh Hasyim Asy'arie dalam Penyebaran Hadits di Indonesia. Pembimbingnya ialah Prof Dr Syaikh Omar al-Ma'ruf Ali," ujar peraih anugerah Tokoh Perubahan Republika 2017 tersebut.
Mengagumi Kiai Hasyim
Sebagai informasi, selama menjalani studi S-3 di Sudan, Ustaz Abdul Somad mengambil cuti mengajar dari almamaternya, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau.
Kabarnya, biaya studi UAS antara lain ditanggung Yayasan Tafaqquh Study Club Pekanbaru. Di negeri Benua Afrika itu, dia memperdalam ilmu Al Suhnah wa Ulumul Hadits.
Di UIN Suska Riau pun, UAS diketahui mengajar matakuliah ilmu hadis. Demikian pula bidang keilmuan yang digelutinya selama studi S-1 di Universitas Al Azhar (Mesir) dan S-2 di Dar al-Hadith al-Hasaniyyah (Maroko).
KH Hasyim Asyari
Mengenai sosok KH Hasyim Asy'arie, UAS--seperti halnya alim ulama Nusantara--memang mengagumi sang pencetus Resolusi Jihad 1945 itu.
Dalam suatu kesempatan ceramah baru-baru ini, dai yang kini berusia 42 tahun itu menuturkan keteladanan Kiai Hasyim.
Meskipun dalam keadaan sakit, Hadratus Syekh tetap menjalankan shalat berjamaah. Di Pesantren Tebu Ireng, UAS menceritakan, suatu ketika Kiai Hasyim Asy’ari mengalami demam panas.
Beberapa santri menyarankan agar gurundanya itu melaksanakan shalat di rumah saja. Sebab, kondisi badan sang kiai panas, belum lagi usianya yang sudah sepuh. Karena itu, para santri memandang Kiai Hasyim sudah bisa memeroleh keringanan sesuai syariat.
“Apa kata Hadratus Syekh? Beliau mengatakan ‘Api neraka jauh lebih panas dari pada demam panas yang sedang aku rasakan ini’," kata UAS di hadapan hadirin Masjid Al Madina, Parung, Bogor, Jumat (9/8) lalu.
Begitu besarnya rasa syukur Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari atas nikmat Allah SWT. Akhirnya, para santri dengan penuh perasaan haru membopong gurunda merekaitu untuk memimpin shalat berjamaah di masjid.
View this post on Instagram