Sabtu 17 Aug 2019 05:05 WIB

Syukuri Kemerdekaan, Rekatkan Persatuan

Sudah 74 tahun Indonesia merdeka

Peta Indonesia
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Peta Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sudah 74 tahun Indonesia merdeka dan terbebas dari belenggu penjajahan. Selama puluhan tahun, Indonesia mampu berdiri tegak dan kuat karena persatuan dan kesatuannya. Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Prof Dr Yunahar Ilyas ke pada Reporter Republika Zahrotul Oktaviani menyebut, kemerdekaan kali ini patutnya disyukuri dan persatuan harus terus dijaga agar Indonesia semakin berjaya.

Apa yang membuat Indonesia begitu istimewa?

Indonesia itu diberkahi oleh Allah SWT dengan sumber daya alam yang kaya raya. Tidak banyak negara de ngan kelebihan seperti kita ini. Negara Afrika kaya dengan hutan, tapi tidak punya laut, sementara kita laut punya, hutan punya. Saudi Arabia dia punya padang pasir dan punya gas, minyak, tapi tidak ada tumbuhtumbuhan, kita punya semuanya.

Kedua, kita juga dianugerahi sumber daya manusia yang banyak. Tidak banyak negara yang diberi sumber daya manusia banyak. Kita lihat sendiri beberapa negara penduduknya itu sedikit.

Selanjutnya, kita diberi wilayah yang luas dari Sabang sampai Merauke. Luas wilayah kita itu setara dengan jarak Istanbul ke Inggris kalau di Peta, nah itu sudah beberapa negara yang terlewati.

Dan, kita adalah bangsa yang ma jemuk, penuh kebinekaan. Ada ba nyak suku, etnis, bahasa, budaya, aga ma. Kita bersyukur dengan ma suk nya Islam ke Indonesia, faktor ini bisa menjadi salah satu pemersatu. Para pendahulu kita, ulama, dan tokoh kita bisa mengompromikan antara ajaran Islam dan tradisi serta budaya setempat sehingga sejarahnya menjadi berwarna-warni.

Nah sekarang tinggal bagaimana SDM kita menjadikan sesuatu apa yang sudah kita punya ini bermanfaat atau tidak. Kekayaan SDA ini, satu sisi bisa menjadi rahmat, tapi bisa juga menjadi musibah. Penjajah ke Indonesia kan untuk mengambil ke kayaan alam kita. Untuk sekarang, negara yang punya sumber daya alam yang banyak juga harus ber hati-hati karena bisa saja meng undang pihak-pihak yang kuat dari luar ingin menguasai dengan berbagai upaya.

Bagaimana memaknai kemerdekaan?

Pertama kita sudah merdeka dari penjajah. Itu sudah terjadi. Kedua, merdeka dalam arti sebenar nya. Kita sebagai bangsa Indonesia, ne gara yang bebas menentukan nasib kita sendiri. Kita dalam hubung an luar negeri sudah menyatakan kalau politik kita politik bebas yang tidak berafiliasi dengan kekuatan mana pun. Tapi, tentu kita menda hulukan kepentingan nasional. Merdeka dalam arti dalam bidang poli tik karena kita sendiri yang menentukan. Tidak ditekan dengan negara luar.

Kemerdekaan juga bisa berarti da lam bidang ekonomi, sosial bu da ya. Sekarang ini hal-hal ini sulit ka rena kita hidup di era global. Jadi, bagaimanapun tentu tidak bisa hidup sendiri. Apalagi, ada kesepakat an-kesepakatan tentang perdagangan bebas, baik ASEAN, Asia, maupun dunia. Kalau kita tidak kuat, kita bisa di telan dan habis. Kitakalah bersaing.

Bagaimana menyiapkan bangsa ini untuk lebih kuat ke depannya?

Salah satunya dengan pendidik an. Pendidikan harus betul-betul dikejar. Ini juga agar SDA kita bisa dikelola oleh kita sendiri oleh SDM kita sendiri. Ini bisa memberikan ke sejahteraan dan kemakmuran ba gi kita semua.

Selain itu, Indonesia harus bersatu. Menomorsatukan persatuan. Kontestasi politik, baik pemilihan presiden, legislatif, kepala daerah, ini jangan sampai menimbulkan per pecahan. Kalau tidak bersatu, kita tidak akan kuat. Tidak ada ceri tanya negara yang tidak bersatu bi sa jadi kuat. Kunci nomor satu itu bersatu. Perbedaan pendapat, perbedaan keyakinan, itu biasa saja. Itu bisa di bicarakan dan sudah ada forumnya.

Baik yang resmi maupun tidak resmi. Kita harus belajar dari kesa lahan di masa lalu dan mengukir se jarah baru. Ketika terlalu terpaku pa da forum formal atau pemerintah, dan kemudian ada gonjang-ganjing politik, kepemimpinan formal tidak berwibawa, informal juga hancur. Nah dua-duanya sebetulnya harus kuat, Tokoh masyarakat, tokoh aga ma, harus dilibatkan demi persatuan dan membangun Indonesia. 

Apa hikmah berharga yang dipetik dari HUT ke-74 RI? 

Ini disyukuri, tidak usah hurahu ra. Kita syukuri kemerdekaan ini. Su paya lebih kelihatan pentingnya se buah kemerdekaan, tengoklah ne ga ra-negara lain yang berjuang dan ba bak belur dalam perang mau pun kon flik untuk menjaga kedaulatannya. Bersyukur dan berterima kasih kepada para pejuang kita, pendahulu kita, yang sudah mengorbankan harta, benda, darah, dan jiwa untuk kepetingan kita semua.

Kepada para pemimpin kita, baca-baca lagi riwayat hidup para to koh dan pejuang kita. Bagaimana me reka berjuang sehingga tidak ke hilangan semangat berkhidmat me layani masyarakat Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement