REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Rumah Zakat Nur Effendi mengatakan di hari pertama penyembelihan hewan kurban Rumah Zakat telah menghimpun 10 ribu ekor. Tahun ini, Rumah Zakat menargetkan dapat menghimpun 15 ribu hewan kurban.
"Di hari pertama ini ad akeniakan 18 hingga 20 persen dibandingkan tahun lalu," ucap dia kepada Republika.co.id, Ahad (11/8).
Program Superqurban yang dimiliki Rumah Zakat setiap tahun mendistribusikan daging kurban dalam bentuk kornet dan rendang. Dia berharap dua bulan ini proses pengalengan selesai, sehingga pada Oktober mendatang sudah dapat didistribusikan ke seluruh Indonesia.
Cara pendistribusian hewan kurban yang digunakan Rumah Zakat ini secara resmi telah menerima fatwa Sah Sesuai Syariah atas pengelolaan, pemanfaatan dan pensitribusian daging qurban dalam bentuk kornet dan rendang Superqurban. Fatwa ini di dapatkan atas putusan sidang pleno Komisi fatwa MUI Nasional yang digelar pada hari Rabu 7 Agustus 2019 di Kantor MUI Pusat Jl. Proklamasi 51, Menteng, Jakarta Pusat.
"Dari sisi pendistribusian superqurban juga sangat praktis sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat lebih luas hingga pelosok, daerah bencana bahkan mereka yang jarang merasakan daging qurban," kata dia.
Efendi pun menambahkan Superqurban tidak menggantikan kurban biasa tapi justru menjadi alternatif yang menambah value, yang tadinya kita mengirim hewan kurban ke pelosok, sekarang mengirim dagingnya saja, dalam bentuk yang lebih praktis.
Berbeda untuk distribusi di dalam negeri, Rumah Zakat juga mendistribusikan hewan kurban ke luar negeri seperti Myanmar, Palestina, pengungsi Rohingya di Bangladesh dan pengungsi Suriah di Turki. Namun mereka mendistribusikannya masih dalam bentuk daging segar.
Menurut Nur Effendi, saat ini mereka belum bisa mengirimkan daging kurban dalam bentuk kornet atau rendang dalam sistem pengirimannya yang tidak mudah selain itu biaya distribusinya pun lebih tinggi.
Bersama lembaga kemanusiaan lain, mereka bekerja sama untuk mencari hewan kurban dari mitra mereka di luar negeri dan menyembelih secara langsung hewan tersebut. Untuk di Myanmar tim mereka baru saja sampai didampingi dengan Aliansi Indonesia Aid dan Kementrian Luar Negeri.
Tak hanya mitra di luar negeri, Rumah Zakat juga membeli hewan ternak dari peternak di desa binaan mereka. Ini bertujuan agar perekonomian masyarakat desa bisa hidup dan berkembang.
Tahun ini pasokan hewan kurban Rumah Zakat yang terbanyak berasal dari desa binaan di Jawa Timur, NTT, NTB dan Jawa Tengah. Rumah Zakat masih menerima pembelian hewan kurban hingga hari terakhir Tasyrik (14/8) pukul 12.00 WIB.
Harga satu ekor kambing di Rumah Zakat seharga Rp 2.475.000 sedangkan harga satu ekor sapi Rp 17.250.000. Untuk donatur yang ingin membeli sapi satu bagian dapat membayar seharga Rp 2.675.000 melalui kantor, website maupun di toko online yang telah bekerja sama dengan Rumah Zakat.