REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inaq Sahnun (60 tahun) hanya seorang perempuan biasa asal Ma taram, Nusa Tenggara Barat. Selama lima tahun ini, pemulung botol plastik wilayah Mataram tersebut teguh mengumpulkan uang. Niatnya satu. Inaq hen dak membeli sapi untuk kur ban pada Hari Raya Idul Adha.
"Dalam seminggu saya bisa menjual botol bekas dan sam pah plastik Rp 10 ribu, kadang Rp 20 ribu, bahkan hingga Rp 50 ribu. Alhamdulillah, dari hasil pen jualan botol bekas itu seka rang sudah terkumpul Rp 10 juta untuk membeli sapi kur ban," ujar dia saat berbincang dengan Republika, belum lama ini.
Saat ditanya alasannya ingin berkurban, ia hanya melempar senyuman kecil. Dia tak ingin niatnya untuk berkurban ini diketahui banyak orang. Semangat berkurban pada Hari Idul Adha ini juga terasa hingga ke Bogor.
Tujuh anak dari Kota Hujan ini berusaha patungan dan menabung untuk membeli sapi kurban. Mereka berasal dari Kampung Arido, RT 01, RW 05, Kelurahan Cibogor, Bogor Te ngah, Kota Bogor. Mereka ber nama Abu Bakar, Zhilal, Sauqi, Fauzan, Sukatma, Zalfa, dan Yudi. Niat tulus mereka sudah dimulai sejak 10 bulan lalu.
"Dari uang jajan dari sekolah saya sisihkan. Kadang juga dapet uang dari bantuin kakak saya jualan bensin eceran. Udah dari 10 bulan yang lalu nabung dari uang jajan. Emang niat mau beli sapi buat kur ban," ujar Abu Bakar atau yang akrab disapa Iki ini.
Selain menyisihkan uang jajan dan membantu jualan bensin eceran, bocah kelas III SMP ini juga sering menyisih kan uang dari bayaran dirinya dan teman-temannya sebagai grup marawis. Meski harus me re lakan sebagian uang jajannya, Iki tetap berniat menabung untuk mewujudkan ke inginannya itu. Ia pun merasa ikhlas melakukannya.
Rupiah demi rupiah yang ia kumpulkan bersama yang lain ternyata membuahkan hasil. Seekor sapi kurban seharga Rp 19.500.000 ia dapatkan di daerah Dramaga, Kabupaten Bogor. "Yang pasti senang, bisa ke beli sapi hasil uang ngumpulin sama temen-temen. Iki pengen berbagi sesama, khususnya warga di sini," kata dia.