Sabtu 10 Aug 2019 10:30 WIB

Gandeng Marketplace, ACT Perluas Ajakan Kurban

ACT sejak 2015 memanfaatkan marketplace untuk kurban.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Friska Yolanda
Senior Vice President ACT, Syuhelmaidi Syukur bersama Wakil Asisten Teritorial (Waaster) Panglima TNI, Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Marinir (Mar) Purnomo saat penyerahan 20 ekor sapi kurban kepada Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (9/8).
Foto: Republika/Zahrotul Oktaviani
Senior Vice President ACT, Syuhelmaidi Syukur bersama Wakil Asisten Teritorial (Waaster) Panglima TNI, Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Marinir (Mar) Purnomo saat penyerahan 20 ekor sapi kurban kepada Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (9/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era digitalisasi saat ini, orang berbondong-bondong memanfaatkan internet untuk kemudahan hidup. Perkembangan teknologi ini pun dimanfaatkan lembaga filantropi dalam mengajak umat muslim berkurban.

Keberadaan niaga elektronik dengan beragam platform kini digunakan oleh banyak orang untuk melakukan transaksi. Platform ini pun menjadi salah satu cara bagi lembaga kemanusiaan untuk membagikan informasi akan ajakan berkurban dengan tawaran harga yang tidak kalah bersaing.

Baca Juga

Direktur Komunikasi Aksi Cepat Tanggap (ACT), Lukman Aziz menyebut kerjasama dengan berbagai platform atau marketplace ini membantu dalam meluaskan informasi. Dukungan untuk melakukan donasi yang didapat juga tidak bisa dianggap sedikit.

"Secara umum, lini-lini atau sarana komunikasi dan promosi ajakan untuk donasi berkurban bisa dilakukan lewat apa saja. Nah dengan e-commerce yang saat ini menjadi tren, menajdi salah satu bagian yang kita sasar," ujarnya kepada Republika.co.id di Jakarta, Jumat (9/8).

Pengguna platform penjualan digital ini disebut tidak lagi terbatas pada kelompok maupun segmen menengah ke atas. Masyarakat menengah ke bawah pun mulai memanfaatkan.

Dengan melihat peluang dan cakupan yang luas ini, ACT pun berusaha bergerak di penjualan online atau daring. Sebagai sebuah lembaga kemanusiaan yangmengikuti tren, keberadaan niaga elektronik merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindarkan.

Aziz menyebut ACT sudah sejak 2015 memanfaatkan keberadaan platform-platform digital yang ada. "Kita bergandengan tangan dengan marketplace yang ada. Beberapa platform besar pun sejak beberapa tahun lalu sudah kita kerja samakan. Alhamdulillah dukungan mereka juga besar," lanjutnya.

Terkait perbandingan donasi kurban menggunakan sistem daring dan langsung, ia menyebut masih didominasi donasi langsung. Meski demikian, perolehan donasi dari pasar elektronik ini cukup banyak menyumbang untuk kurban.

"Lebih banyak yang offline karena aktivitasnya juga lebih luas. Penggalangan dana dengan masjid, sekolah, atau instansi, sekali support jumlahnya juga banyak," ujarnya.

Tahun ini, ACT memiliki target 70 ribu hewan kurban setara kambing. Selain itu mereka menargetkan akan mendistribusikan hewan kurban ini tidak hanya di dalam negeri tapi juga ke luar negeri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement