Senin 29 Jul 2019 14:17 WIB

Pemerintah Jepang Gandeng Baznas Bangun Sekolah di Sulteng

Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Al-Amin rusak berat akibat gempa.

Ilustrasi Anak Sekolah
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Anak Sekolah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komite 60 Tahun Jepang Indonesia dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), bekerja sama membangun kembali Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Al-Amin di Jalan Sungai Agel, Desa Nupa Bomba, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Sekolah yang rusak berat akibat goncangan gempa bumi 7,4 Scala Richter tahun lalu itu, dapat mulai digunakan kembali usai diresmikan pada Senin (29/7).

Ketua Baznas, Bambang Sudibyo mengungkapkan rasa terima kasihnya, karena Komite 60 Tahun Jepang Indonesia telah mempercayakan penyaluran donasi kemanusiaan sebesar Rp 550 juta untuk membangun kembali MIS Al-Amin.

Baca Juga

“Sekolah ini dipilih karena terdampak cukup parah dari bencana alam yang terjadi pada September 2018 lalu,” kata Bambang melalui keterangan tertulisnya, Senin (29/7).

Ia mengatakan, proses dimulainya pembangunan kembali MIS Al-Amin ini mulai dilakukan pada awal Juni 2019 lalu dan selesai pada Juli 2019. Selama satu bulan proses renovasi, proses belajar mengajar tidak terhalang.

“Sekitar tujuh bulan bencana itu telah berlalu, namun Sulawesi Tengah masih memerlukan perhatian. Ini menjadi tugas kita bersama, menjadi perhatian kita bersama, sebagai saudara dan warga negara yang baik,” tutur Bambang.

Komite 60 tahun Jepang Indonesia dan Baznas membantu membangun kembali dua ruang kelas untuk belajar, satu ruang guru dan satu unit toilet. MIS Al-Amin memiliki 135 siswa putra dan putri yang kebanyakan merupakan warga sekitar sekolah, yang juga merupakan penyintas gempa dan tsunami.

Bangunan kelas yang direnovasi ini dilengkapi dengan struktur penahan tsunami karena MIS Al-Amin hanya berjarak 30 meter dari bibir pantai. Pada saat bencana gempa tahun lalu, sekolah ini turut terdampak terjangan gelombang tsunami yang merusak bangunan, dan menyebabkan sejumlah warga setempat meninggal dunia.

Dubes Jepang, Masafumi Ishi menyampaikan empatinya atas musibah bencana alam gempa bumi, likuifaksi dan tsunami kepada seluruh masyarakat Sulawesi Tengah. “Saya senang hari ini dapat bertemu dengan anak-anak MIS Al Amin dalam kondisi yang berbahagia,” ucap dia.

Masafumi mengatakan, Indonesia dan Jepang memiliki potensi kerjasama yang sangat besar dalam program penanganan bencana dan recovery. Saat ini pihaknya sedang bekerjasama membuat sistem alarm peringatan dini, yang nantinya akan dihibahkan kepada pemerintah Indonesia untuk didistribusikan ke kawasan rawan bencana.

“Tahun 2019 ini Pemerintah Jepang juga akan membantu merekonstruksi jembatan di Sulawesi Tengah,” ucap Masafumi.

Hadir juga dalam acara peresmian, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Prof Kamaruddin Amin, Ketua Komite 60 Tahun Jepang Indonesia, Syaripa Hasyim, dan Asisten Gubernur Sulawesi Tengah, M Faizal Mang.

Dalam kesempatan yang sama, M Faizal Mang menyampaikan apresiasi terhadap kerjasama Baznas dengan Komite 60 Tahun Jepang Indonesia, yang telah membangun kembali  infrastruktur kesehatan, ekonomi, dan pendidikan di Sulawesi Tengah pascabencana gempa bumi dan tsunami tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement