Kamis 25 Jul 2019 21:31 WIB

ACT Ingin Republika Sinergikan Seluruh Lembaga Filantropi

ACT ingin Republika jadi pemersatu seluruh lembaga filantropi salurkan bantuan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Gita Amanda
Kunjungan ACT. Redaksi Republika saat berdikskusi dengan  ACT di Kantor Republika, Jakarta, Kamis (25/7).
Foto: Republika/Fakhri Hermansyah
Kunjungan ACT. Redaksi Republika saat berdikskusi dengan ACT di Kantor Republika, Jakarta, Kamis (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Raya Idul Adha akan segera dirayakan umat Islam pada 11 Agustus 2019 mendatang, lembaga-lembaga filantropi pun membuka donasi kurban bagi masyarakat Indonesia untuk disalurkan ke titik-titik pelosok. Aksi Cepat Tanggap (ACT) ingin agar Republika bisa menjadi jembatan pemersatu seluruh lembaga filantropi dalam menyalurkan bantuan.

Direktur Komunikasi ACT, Lukman Azis mendatangi langsung Kantor Harian Umum Republika, untuk secara langsung membicarakan hal ini. “Kita menginginkan support Republika agar bisa satukan lembaga yang ada di Indonesia, untuk bisa bergandengan tangan pererat solidaritas kita,” kata dia dalam pertemuan yang digelar di Kantor Harian Umum Republika, Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (25/7).

Baca Juga

Ke depannya, jika ada salah satu lembaga filantropi yang tertimpa sesuatu musibah, semua lembaga dapat bersatu untuk saling membantu. Sehingga dalam mempersatukan semuanya, maka perlu satu pihak yang benar-benar mengajak semuanya untuk saling bertemu dan bersinergi.

“Jadi apapun yang terjadi di luar lembaga-lembaga filantropi bisa saling bergandengan,” papar Lukman.

Apalagi, dikatakan dia, saat ini seluruh lembaga filantropi termasuk ACT, pasti akan mendapat donasi kurban maupun zakat infak sedekah (ZIS) dalam jumlah yang terus meningkat setiap tahunnya. Misalnya untuk kurban saja, tahun ini ACT menargetkan 100 ribu kambing yang akan dikurbankan dan disebar ke seluruh pelosok Indonesia dan beberapa negara yanh bekerja sama dengan ACT.

ACT sendiri memiliki program yakni ‘Dermawan Berkurban’ yang harus disosialisasikan, agar banyak masyarakat yang terus menyalurkan kurban mereka. Program ini sendiri sebenarnya sudah rutin berjalan setiap tahunnya, tapi untuk tahun ini, ACT ingin agar daerah pelosok Indonesia benar-benar merata menerima daging kurban.

“Seringkali kita di kota-kota besar dapat 10 sampai 20 bungkus daging, sedangkan banyak daerah lain tidak merasakan daging kurban. Ini tugas kita bagikan kepada mereka yang tidak terjangkau,” kata Lukman.

Selain menginginkan Republika bisa menyatukan seluruh lembaga filantropi Indonesia, ia juga ingin agar program ‘Dermawan Berkurban’ ini bisa terus digaungkan kepada masyarakat. Sehingga semakin banyak pekurban maka semakin banyak juga penerima daging kurban.

“Kami gandeng Republika untuk bisa sama-sama mengkampanyekan kurban ini hingga bisa sampai ke mereka yang selama ini sulit terjangkau. Kita gandeng Republika untuk sama-sama syiarkan ini,” papar Lukman.

Pada tahun lalu saja, pihaknya bisa menyalurkan lebih dari 34 ribu ekor, yang tersebar di seluruh Indonesia dan 43 negara dari seluruh dunia, dan tahun ini target 100 ribu juga diharapkan bisa tersebar di seluruh pelosok Indonesia dan 50 negara.

“ACT harus memperluas jangkauan. Karena ACT sendiri sudah memiliki hubungan interaksi dengan lebih dari 65 negara, jadi implementasi di 65 negara insya Allah tidak jadi halangan kita,” tutur Lukman.

Dalam pendistribusian dengan rentang waktu yang pendek melui relawan kita juga tenaga relawan kita seluruh dunia, rentang waktu yang terbatas ini menjadi ujian ACT khususnya dalam mengelola. Tapi setiap tahun karena ACT selalu melakukan hal yang sama, sehingga kepercayaan tidak berkurang justru bertambah dua kali lipat setiap tahun.

Hadir juga program ‘Qurban Intensif’ yang bisa menjadi pilihan masyarakat yang ingin berkurban dengan harga lebih murah. Caranya, masyarakat hanya perlu membayar 10 juta untuk kurban selama 10 tahun, harga ini tentu jauh lebih murah dari harga reguler. Dana ini dikelola sejak awal hingga hewan ternaknya bisa berkembang biak sendiri, bahkan bisa menghasilkan setiap tahun.

Untuk pendampingan ini mutlak sudah berjalan sejak dulu, selain ada hewan yang dikelola oleh ACT, ACT juga melibatkan masyarakat setempat untuk mengelola. Selain mendapatkan bibit dan bantuan proses pengembakbiakan ini, ACT juga mengedukasi perawatan yang baik, dan memberi tahu pakan yang baik seperti apa.

“Mereka juga diberikan pendampingan secara khusus. Jadi program ‘Qurban Intensif’ ini harus 10 tahun, kalau misal di tengah jalan ingin diserahkan pakai nama orang, itu bisa,” ungkap Lukman.

Selain kurban, ACT menargetkan tahun ini zakat infak sedekah (ZIS) yang masuk melalui ACT bisa mencapai Rp 1 triliun. Dalam acara pertemuan tersebut hadir juga Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi, Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Hasan Murtiaji, Redaktur Pelaksana Republika, dan Maman Sudiaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement