REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional setiap 23 Juli, Dompet Dhuafa melaksanakan kegiatan pencegahan penyakit anak-anak di tingkat Sekolah Dasar (SD) se-Indonesia. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Makassar, Kupang, Jayapura dan Banda Aceh.
Program Manager Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa, Dokter Yeni Purnamasari mengatakan, kegiatan Dompet Dhuafa di Hari Anak Nasional berupa penyuluhan kesehatan, cuci tangan, sikat gigi dan pemberian sarapan pagi ke anak-anak SD. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya Dompet Dhuafa menjaga anak sebagai aset bangsa.
"Bonus Demografi yang kini dirasakan oleh Indonesia akan berakhir tahun 2036 nanti, saya kira tantangan bonus demografi itu, kita mempersiapkan generasi sehat yang kelak akan berusia dewasa dan produktif di tahun 2036 kelak," kata Dokter Yeni kepada Republika.co.id, Rabu (24/7).
Menurutnya, bonus demografi ketika tidak dipersiapkan dengan baik tentu akan merembet kepada bencana demografi. Di mana anak-anak menjadi sasaran utama. Dia menjelaskan bahwa bibit-bibit bencana demografi sudah terlihat di antaranya isu stunting, penyakit menular, rendahnya cakupan imunisasi, bencana alam dan pernikahan anak.
"Saya kira itu akan menjadi penghalang bonus demografi yang bertujuan untuk menciptakan generasi yang produktif dan berdaya untuk bangsa ini," ujarnya.
Dompet Dhuafa juga telah melaksanakan program kesehatan anak yang bertajuk "Anak Indonesia Sehat". Program tersebut merupakan program pencegahan penyakit lewat pemberian pengetahuan kepada anak-anak SD dan menghasilkan 121 dokter kecil di 47 sekolah. Programnya dilaksanakan di seluruh Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) sebagai sayap kesehatan Dompet Dhuafa se-Indonesia.
"Alhamdulillah berkat program Anak Indonesia Sehat ini, sekitar 17.361 murid SD sudah diberi pengetahuan tentang menjaga kesehatan, semoga bisa jadi upaya untuk menyelamatkan bonus demografi yang banyak tantangan ini," jelasnya.