Senin 22 Jul 2019 17:48 WIB

ACT Berikan Penghargaan kepada Ellyas Pical

ACT memberikan penghargaan kepada veteran atlet.

Ellyas Pical, sang legendaris tinju yang pernah membawa nama Indonesia ke kancah dunia.
Foto: act
Ellyas Pical, sang legendaris tinju yang pernah membawa nama Indonesia ke kancah dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tim Mobile Social Rescue (MSR) ACT memberikan tanda penghargaan kepada atlet veteran Indonesia, di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan. Penghargaan berupa bantuan dana ini merupakan program lanjutan dari kerja sama Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama Kitabisa.com dan Grab Indonesia.

Program Penghargaan Atlet Veteran tahun 2019 bertujuan untuk menghargai perjuangan para atlet veteran yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia.

Baca Juga

Dari tujuh atlet veteran, ACT turut menyambangi Ellyas Pical, sang legendaris tinju yang pernah membawa nama Indonesia ke kancah dunia.

Ia terkenal dengan julukan the Exocet atas kecepatan dan kekuatan pukulannya yang seperti rudal asal Prancis. Dalam usia yang tidak lagi muda, Ellyas masih dapat mengingat baik cerita-cerita dibalik piagam yang berjejer di lemarinya dan bagaimana awal berkarier. Ia menceritakan kisah-kisahnya semasa masih berlaga di arena tinju.

 

Ellyas menjelaskan bagaimana ia mengalahkan petinju asal Korea Selatan, Chun Du Jo. Pertandingan itu merupakan kejuaraan dunia tinju kelas bantam junior versi IBF, 3 Mei 1983 lalu. “Ketika dia memukul saya, saya menghindar lalu mundur sedikit. Kemudian saya kasih dia hook tepat di rahang kanannya. Setelah itu langsung KO dia,” ujar Ellyas sembari memperagakan gerakannya itu kepada tim Mobile Social Rescue (MSR) Aksi Cepat Tanggap (ACT).

photo
Ellyas Pical, Sang legendaris tinju yang pernah membawa nama Indonesia ke kancah dunia.

Pikiran menjadi petinju tebersit di benak Ellyas Pical pada saat ia baru berumur 14 tahun. Selain karena hobi, pada masa itu ia melihat Muhammad Ali bertanding di layar kaca. Terinspirasi dengan Ali, ia kemudian bercita-cita untuk menjadi juara dunia dalam cabang olahraga tinju. Meskipun awalnya, keputusan tersebut sempat tidak disetujui orang tuanya.

“Mama saya tidak mau, lalu ada adiknya mama saya (paman) yang bilang ‘jangan ditolak-tolak. Kalau anak (kamu) mau kenapa harus ditolak? Dia ingin menjadi atlet, ya biarkan saja dia berjalan. Mudah-mudahan dia bisa menjadi orang yang baik, lalu terkenal.' Eh, betul terjadi,” kenang Ellyas.

Pada akhirnya, pamannya yang menggembleng fisik Ellyas hingga menjadi atlet tinju profesional. Ia menambahkan, latihan disiplin yang menjadi kunci suksesnya untuk memenangkan pertandingan. Persiapan latihan selalu dilakukan minimal enam bulan sebelum pertandingan berlangsung.

“Memang latihan itu mesti kita persiapkan dari awal sebelum pertandingan, kita harus persiapkan dari bawah (arena tinju). Supaya kalau kita sudah dalam pertandingan kan sudah kuat, stabil, stamina sudah bagus. Tapi kalau tidak latihan dari bawah, tidak akan bisa maju,” ungkapnya.

Walaupun Ellyas telah memutuskan pensiun pada 1993, semangat Ellyas Pical masih sama besarnya pada olahraga ini. Kini, ia masih aktif bekerja di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Dia berharap atlet-atlet generasi muda, kalau ingin menjadi atlet yang baik, harus berlatih sungguh-sungguh supaya bisa mengharumkan nama bangsa. "Saya harap juga mereka selalu bekerja keras, berlatih yang baik. Saya akan selalu beri mereka semangat, agar bisa mengharumkan nama bangsa dan negara,” ucap dia.

Dayani, tim program MSR ACT berharap penghargaan yang sudah diberikan dapat menambah kebahagiaan para atlet. "Terutama kepada Pak Ellyas, semoga dalam melatih atlet muda dapat menemukan bibit unggul untuk Indonesia ke depannya.  Terlebih, ke depannya semoga lebih banyak lagi perusahaan lain yang bekerjasama dengan ACT dan dapat terus memberikan penghargaan kepada para mantan atlet,” ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement