Senin 22 Jul 2019 06:33 WIB

Hidayatullah Gelar Training Muballigh Konseling Keluarga

Training ini untuk merespons tingginya angka perceraian di Indonesia.

Ormas Hidayatullah menyelenggarakan training muballigh konseling keluarga.
Foto: Dok Hidayatullah
Ormas Hidayatullah menyelenggarakan training muballigh konseling keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Angka perceraian di Indonesia  meningkat setiap tahun. Berdasarkan data yang dikutip dari website Mahkamah Agung (MA), Rabu (3/4), tercatat sebanyak 419.268 pasangan bercerai sepanjang 2018. Dari jumlah itu, inisiatif perceraian paling banyak dari pihak perempuan,  yaitu 307.778 orang. Sedangkan dari pihak laki-laki sebanyak 111.490 orang.

Adapun provinsi tertinggi tingkat perceraiannya berdasarkan data yang dilansir oleh BPS dalam Statistik Indonesia 2018, adalah  Provinsi Jawa Timur (87.475 kasus), Provinsi Jawa Barat (79.047 kasus), dan Provinsi Jawa Tengah (69.857 kasus).

Merespons hal tersebut, Hidayatullah selaku organisasi massa  (Ormas)  Islam yang berkonsentrasi dalam bidang dakwah dan pendidikan menyelenggarakan Training Muballigh Konseling Keluarga. 

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Departemen Adab dan Pembinaan Keluarga DPP Hidayatullah ini digelar selama dua hari,  Sabtu-Ahad,  20-21 Juli 2019 di Pusdiklat Qur'an Hidayaturahman Ciawi, Bogor, Jawa Barat. 

Training ini diikuti oleh 30 Da'i dan Muballigh dari beberapa wilayah Indonesia mulai dari Jakarta, Banten, Bogor, Bekasi, Depok, Bandung dan Cirebon.

Training ini mengundang para pakar di bidang konseling keluarga. Mereka adalah: Ustaz Muhammad Fauzil Adhim (pakar parenting dan pendidikan anak); Ustaz Drs Hamim Thohari (pakar parenting nasional)  dan Ustaz  Drs  Zainuddin Musaddad, MA (trainer nasional Hidayatullah dan ketua Departemen Adab dan Pembinaan Keluarga DPP Hidayatullah).

photo
Pakar parenting, Ustaz Muhammad Fauzil Adhim (kiri) dan trainer nasional Hidayatullah, Ustaz Zainuddin Musaddad.

Training yang bertemakan "Kokohkan Keluarga Da'i dengan Alquran"  ini  dinilai sangat penting dan dibutuhkan masyarakat. Zainuddin Musaddad selaku ketua penyelenggara menjelaskan pentingnya training ini karena keluarga adalah pondasi bangsa dan negara kita. 

"Keluarga adalah pondasi negara. Jika sebuah negara terdiri dari keluarga yang kuat dan berkarakter --  tentu berlandaskan Alquran dan Sunnah --  maka bisa dipastikan negara itu akan kuat. Sebaliknya,  jika negara tidak ditopang dengan keluarga yang kuat dan berkarakter,  maka bisa dipastikan negara itu akan runtuh,” kata Zainuddin seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (21/7).

Selain diisi dengan materi dan praktik konseling, training ini juga diisi dengan kegiatan lapangan seperti futsal dan bola voli. Tidak ketinggalan para peserta juga diisi ruhiyahnya dengan shalat malam  berjamaah dan tadarus Quran. 

Terakhir, Zainuddin Musaddad berharap, dengan bekal  training ini,  para peserta bisa menjadi konseling keluarga yang handal, cakap dan profesional. “Semoga konseling keluarga Muslim ini bisa membantu pemecahan masalah keluarga Muslim,  sehingga menurunkan tingginya angka perceraian di Indonesia,"pesan terakhirnya dalam menutup kegiatan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement