REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Besarnya potensi ekonomi kurban memang dirasakan para peternak. Peternak asal Sukabumi Ulil Absor mengaku selalu antusias setiap jelang Idul Adha. Keuntungan yang ia raih bisa naik hingga 40 persen diban dingkan hari biasa. "Memang sudah rezekinya peternak setahun sekali karena sudah wajar harga kambing mahal kalau jelang kur ban," ujarnya kepada Republika.
Dia menyebutkan, pada hari biasa harga kambing hanya sekitar Rp 60 ribu sampai Rp 65 ribu per kilogram (kg) hidup. Mendekati Idul Adha harganya bisa menembus Rp 90 ribu per kg hidup. "Jadi, momen Idul Adha itu sangat berpengaruh, itu menjadi harapan peternak setiap tahunnya," kata ulil.
Biasanya Ulil menyiapkanse kitar 60 ekor kambing atau domba untuk dijual saat Hari Raya Kurban, tapi tahun ini ia menargetkan bisa menjual sampai 100 ekor. "Insya Allah dapat capai target karena sekarang saja sudah terjual 60 ekor, kan masih kurang sebulan lagi sampai hari H jadi masih ada waktu sampai 100 ekor," tuturnya.
Pria kelahiran 1983 ini berharap, ke depannya bisa beternak kambing dan domba lebih banyak, agar keuntungan yang di dapat juga semakin besar. Ulil pun tengah merenovasi kandang demi meningkatkan hasil ternak. "Pengen-nya terus diperbesar lagi tahun depan. Semoga bisa kalau ada modalnya," kata Ulil.
Berkah kurban yang lebih besar dirasakan Jaelani. Penjual hewan kurban asal Kebayoran, Jakarta itu mengaku bisa meraup keuntungan hingga Rp 2,5 juta lebih per hewan kurban. Sebagai penjual tahunan, dia berharap mendapat hasil maksimal. "Setiap tahun saya pasti jual an hewan kurban. Ada sapi ada kambing, tapi sekarang sapi dulu, kambingnya baru akan datang sepuluh hari sebelum hari H Idul Adha," ujar Jaelani.
Ia menyebutkan, harga sapinya berkisar antara Rp 17 juta sampai Rp 25 juta per ekor, tergantung ukurannya. Sedangkan, harga kambingnya dipatok kisar an Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Pria yang sehari-harinya men jual daging di pasar ini menuturkan, stok kambingnya didapat dari peternakan di Pulau Jawa.
Harga sekitar Rp 2 juta untuk ukuran sedang dan Rp 1,5 juta untuk kambing berukuran kecil. Stok sapi diambil langsung dari pasar hewan di Bali dengan harga Rp 55 ribu per kg hidup. "Beratnya si sapi paling besar empat kwintal. Jadi, tinggal di kali aja sama harga per kilonya," tutur Jaelani.
Tahun ini Jaelani menarget kan, setidaknya mampu menjual 40 ekor sapi serta 20 ekor kam bing. "Saya memang lebih fokus ke penjualan sapi," lanjutnya. Dia berharap, ke depannya pengurusan perizinan sapi di pelabuhan tidak dipersulit. Pasalnya, ujar dia, mengurus izin pe ngeluaran sapi dari bandara cukup rumit, bahkan memerlukan waktu hingga dua hari.