Kamis 18 Jul 2019 10:42 WIB

LPSK Dompet Dhuafa Bantu Korban Pemerkosaan di Cibinong

Dompet Dhuafa beri bantuan gerobak serta permodalan awal bagi keluarga korban.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi pemerkosaan
Foto: www.jeruknipis.com
Ilustrasi pemerkosaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa (DD) bersama Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan bantuan kepada keluarga korban pemerkosaan di Cibinong. Manajer Advokasi dan Aliansi Strategis DD, Haryo Mojopahit mengatakan pihaknya mengapresiasi keluarga korban yang berani dalam mengungkapkan kasus ini.

"Di luar masih banyak kasus-kasus yang serupa bahkan keluarga korban enggan melaporkan atau menempuh jalur hukum yang lebih tinggi lagi. Bahkan ancaman juga menjadi momok bagi keluarga korban untuk bertindak lebih lanjut," ujarnya dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Kamis (18/7).

Baca Juga

Dompet Dhuafa memberikan bantuan berupa gerobak serta permodalan awal bagi keluarga korban. Selama ini, ayah korban merupakan pedagang siomay. Tidak hanya itu, Dompet Dhuafa juga memberikan pendampingan ekonomi.

Dengan bekerja sama dengan LPSK, Dompet Dhuafa berharap keluarga korban bisa pulih kembali secara mental, emosional dan sosial. Serta Anak-anak yang menjadi korban juga bisa meraih cita-cita yang diinginkan.

"Mereka bilang bercita-cita untuk bekerja di LBH APIK agar bisa membantu anak-anak lain yang menjadi korban kekerasan seksual," lanjut Haryo.

Di sisi lain, LPSK memberikan apresiasi kepada Mahkamah Agung (MA) yang telah menganulir vonis bebas yang dijatuhkan PN Cibinong kepada pemerkosaan dua anak, HI (41). Pelaku yang kini dijatuhi hukuman sebelas tahun penjara.

"Satu hal yang ingin saya sampaikan, kita mencoba lakukan dalam kasus ini adalah memberikan Victim Impact Statement (VIS) yaitu pernyataan akan dampak yang akan dialami oleh korban kepada para hakim di MA sehingga mereka juga bisa melihat bagaimana dampak ini terhadap kehidupan mereka," kata Wakil Ketua LPSK, Livia Istania DF Iskandar.

Kehidupan kedua korban sangat berubah usai insiden tersebut. Orang tua korban juga disebut merasa kaget anaknya mengalami kekerasan seksual selama bertahun-tahun. Selain itu Gerobak yang merupakan satu-satunya aset ekonomi keluarga dijual untuk memenuhi rasa keadilan.

"Kehidupan mereka sangat berubah ditambah juga kekagetan, rasa kaget di mana orang tua menemukan bahwa anaknya sudah bertahun-tahun mengalami kekerasan seksual dari tetangganya. yang sama sekali mereka tidak bayangkan karena penampilannya sangat alim dan ramah," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement