REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nasihat-nasihat dari Guru Sekumpul menjadi pengingat bagi para jamaahnya. Misalnya, tentang perlunya menghormati ulama dan orang tua, sebagaimana perintah Allah dalam kitab suci Alquran. Selanjutnya, akhlak sosial terhadap baik sesama Muslim maupun umat manusia. Kemudian, pentingnya berskap lapang dada dan berbaik sangka terhadap kehendak Allah.
Pengaruh Guru Sekumpul meliputi tokoh-tokoh nasional maupun internasional. Mirhan AM dalam artikelnya pada jurnal Ilmu Ushuluddin (Januari 2012) menyebutkan bahwa beberapa kalangan--mulai dari pejabat, petinggi militer, tokoh-tokoh sipil, hingga para alim ulama--kerap menyambangi kompleks pengajian Guru Sekumpul di Martapura.
Masih menurut Mirhan AM, dinamika terjadi di daerah Sekumpul begitu pengajian sang guru memengaruhi banyak pihak. Orang-orang jadi gemar bermukim atau membeli tanah di sana. Tujuannya agar mereka dapat tinggal dekat dengan Guru Sekumpul. Pihaknya sendiri juga merintis usaha perdagangan yang bermanfaat bagi orang-orang sekitar. Perusahaan yang berkembang sejak 2003 ini bernama al-Zahra dan kini dirintis bersama-sama dengan tokoh setempat bernama H Ahmad Ridwan.
Pada 10 Agustus 2005, Guru Sekumpul wafat di kediamannya. Beberapa hari sebelumnya, dia telah mendapatkan perawatan lantaran sakit gagal ginjal yang dialaminya. Kabar duka ini menyelimuti seluruh umat Islam, khususnya di Kalimantan Selatan.
Mereka benar-benar kehilangan sosok teladan yang wara dan dekat di hati masyarakat. Ribuan jamaah berdesak-desakan saat mengantar jasad sang guru ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Ulama kharismatik ini telah tiada, tetapi nilai-nilai yang diajarkannya akan terus menyinari orang-orang yang belajar banyak darinya.