Senin 15 Jul 2019 21:21 WIB

Menjaga Ketersediaan Air

Allah SWT memberikan karunia air dalam bentuk hujan yang menghasilkan bahan makanan

Hujan deras/ilustrasi
Foto: Flickr
Hujan deras/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Sigit Indrijono

"Dan kami turunkan dari awan, air hujan yang ter curah dengan he bat nya, untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman, dan kebun-kebun yang rindang." (QS an- Naba' [78] : 14-16].

Allah SWT memberikan karunia air dalam bentuk hujan yang menghasilkan bahan makanan seperti dijelaskan pada ayat di atas dan juga sebagai air minum, sehingga kita harus selalu bersyukur atas karunia- Nya tersebut. (QS al- Waqiah [56]: 68- 70, QS al-Furqan [25]: 48-50).

"Katakanlah (Muhammad), 'Te rang kanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?'" (QS al-Mulk [67]: 30).

Pada saat ini musim kemarau sudah hampir merata di seluruh penjuru Tanah Air. Terjadi krisis air bersih untuk kebutuhan hidup seharihari. Para petani mengalami ham batan karena kesulitan terhadap ke tersedian air untuk lahan pertanian.

Harmoni alam telah digariskan oleh Allah SWT, dan kita telah di peringatkan agar tidak merusak keseimbangan tersebut (QS ar- Rahman [55] 7-8). "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena per buatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS ar-Rum [30] :41).

Fenomena alam berupa per gan tian musim kemarau dan musim hujan adalah sunatullah dan harus di sikapi dengan selalu bersyukur. Jika terjadi bencana kekeringan pada mu sim kemarau dan bencana banjir pa da musim hujan, sebenarnya karena ulah manusia. Allah pun memberikan teguran agar kita menyadari kesalahan, yaitu perusakan alam, dan agar kembali ke jalan yang benar.

Berkurangnya area resapan air karena alih fungsi lahan yang tidak dikendalikan menjadi salah satu penyebab berkurangnya ketersediaan air. Selain itu, harus diakui bahwa sebagian besar dari kita masih belum bijak dan hemat memanfaatkan air.

Anas bin Malik mengatakan, "Rasulullah SAW berwudhu dengan satu mud (air) dan mandi dengan satu sha' sampai lima mud (air)." (HR Bukhari dan Muslim). Volume satu sha' sama dengan empat mud. Satu mud ekuiva len dengan sekitar setengah liter atau lebih kurang seukuran meme nuhi dua telapak tangan yang disatukan untuk menampung air.

Menjaga ketersediaan air sebagai sumber kehidupan adalah hal yang mutlak. Dimulai dari peran setiap individu dengan selalu hemat dan bijak menggunakan air. Untuk lingkup yang lebih luas adalah dengan menjaga dan mengelola lingkungan hidup dengan baik sesuai peran masing-masing. Wallahualam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement