Senin 15 Jul 2019 19:20 WIB

Begini Tradisi Pesantren Nuu Waar Menyambut Tamu

Tradisi ini merupakan bentuk rasa hormat kepada mereka yang ingin berbagi ilmu.

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan saat ditandu Santri Pesantren Nuu Waar
Foto: ROL/Agung Sasongko
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan saat ditandu Santri Pesantren Nuu Waar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hadroh dan tandu telah menjadi ciri khas Pesantren Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN) ketika setiap tamu yang datang untuk berbagi ilmu. Tradisi ini dibangun sebagai bentuk rasa hormat kepada para tamu.

Presiden Yayasan Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN) Ustaz Fadlan Gharamatan mengaku , sejumlah tokoh internasional dan nasional yang hadir selalu bertanya soal tradisi ini. Mereka begitu bahagia meski awalnya meminta sambutan sederhana saja. "Saya selalu bilang inilah bentuk rasa hormat para santri," paparnya, Senin (15/7).

Para tamu yang biasa datang, sebelumnya disambut tim hadroh yang begitu bersemangat. Mereka berbaris rapi kemudian melantunkan shalawat. Para santri pun menyalami tamu yang datang.

Kemudian, tamu yang datang dipersilahkan menaiki tandu. Bentuk tandu dengan kursi di atasnya ini begitu sederhana. Santri yang bertugas pun dengan sigap memastikan tamu yang datang aman dan nyaman ketika berada di tandu.

"Inilah yang membuat para tamu begitu bahagia," kata dai yang terkenal dengan dakwah sabunnya ini.

Nah, setibanya tamu di lokasi acara, biasanya para santri segera melakukan salam AFKN, tradisi yang menyatakan komitmen para santri untuk sungguh-sunggu menuntut ilmu. "Salam ini juga menjadi ikrar para santri untuk setia membela Negara Kesatuan Republik Indonesia, kata Ustaz asli Fak-Fak, Papua Barat ini.

Ratusan santri, sebagian besar asal Indonesia timur, termasuk Papua, Papua Barat, Maluku, Sulawesi dan lainnya itu bersemangat dalam mengikuti setiap materi yang disampaikan para tamu. Mereka juga kerap mengajukan pertanyaan kepada setiap narasumber.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement