REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pandangan negatif tentang Islam selalu menjadi konsumsi masyarakat Barat, seperti Samuel Shropshire. Warga Amerika Serikat (AS) yang kini tinggal di Arab Saudi ini sering mendengar fitnah yang ditujukan kepada Nabi Muhammad dan ulama.
Siaran televisi di Negeri Paman Sam selalu menayangkan berita sensasional yang mengaitkan Islam dengan terorisme demi meningkatkan rating. Setiap 30 menit sekali, selalu saja ada pem beritaan saksi yang melihat pengeboman, pertumpahan darah, pembunuhan, dan kelompok Muslim yang berperang melawan kelompok Muslim lainnya.
"Saat kejadian tak manusiawi berlangsung selalu ada teriakan kalimat yang berkaitan dengan Islam," jelas dia.
Ketika itu Shropshire sempat berpan dangan buruk tentang Islam. Tak terbesit sedikit pun pemikiran untuk mempelajari, apalagi memeluk agama tersebut.
Shropshire pergi ke Saudi atas undangan koleganya Safi Kaskas yang saat itu sedang mengerjakan sebuah proyek.Kaskas dikenal sebagai penulis terjemahan Alquran dengan bahasa Amerika yang mudah dibaca oleh generasi muda.
Namun Shropshire ketika itu tidak menerjemahkan Alquran, karena dia tidak bisa berbahasa Arab. Kaskas mengajak Shropshire untuk memeriksa tata bahasa Inggris agar mudah dipa hami.Pekerjaannya tentu mengharuskan dia membaca Alquran berulang-ulang.
"Seperti yang bisa dibayangkan, karena tidak memiliki pengetahuan Islam, saya memiliki ratusan pertanyaan. Saya terkejut, saat membaca, kemudian menemukan Yesus (Isa Almasih) banyak disebutkan dalam Alquran," tutur dia.
Isa dikisahkan sebagai salah satu nabi besar. Bahkan kisah tentang kelahiran Maryam pun diceritakan. Banyak mukjizat Isa dijelaskan dalam Alquran. Beberapa di antaranya tidak ditemukan dalam Alkitab. Hal itu semakin membuatnya penasaran, bagaimana mungkin Isa lebih banyak diceritakan dalam Alquran.