REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengerahkan 28 cabang ACT dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) yang tersebar di berbagai wilayah untuk mendistribusikan air bersih kepada korban kekeringan. Setiap cabang ACT diminta mendistribusikan sekitar 30 ribu liter air bersih setiap harinya.
Direktur Social Distribution Program ACT, Sry Eddy Kuncoro mengatakan, dalam pelaksanaannya ACT bersama MRI bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan komunitas. Program pendistribusian air bersih adalah solusi cepat memenuhi kebutuhan air bersih untuk masyarakat korban kekeringan di musim kemarau.
"Di tahap awal ini dua bulan pertama kita gerakan lima sampai enam (mobil) tangki per wilayah, setiap tangki bisa mengangkut 5.000 liter air, setiap wilayah (cabang ACT) mendistribusikan sekitar 30 ribu liter air bersih setiap hari," kata Eddy kepada Republika.co.id, Ahad (7/7).
Ia menyampaikan, pendistribusian air bersih pada tahap pertama dilaksanakan selama dua bulan. Jika masih ada masyarakat yang kekeringan karena musim kemarau masih berlangsung, ACT akan melanjutkan programnya lagi. Program tersebut dilaksanakan sampai masyarakat benar-benar bisa mengakses air bersih.
Ia menerangkan, sebagai solusi jangka panjang untuk membantu masyarakat korban kekeringan, ACT membuat program sumur wakaf. Ada sumur wakaf family untuk di rumah-rumah warga. Jenis sumur wakaf tersebut disesuaikan dengan kearifan lokal masyarakat setempat. Ada jenis sumur timba, sumur pompa dragon, dan sumur bor kalau listrik memadai.
Selain itu, ada sumur wakaf untuk sumber air bersih masyarakat yang selalu mengalami krisis air bersih. Di sana ACT membangun sumur untuk sumber air bersih untuk didistribusikan airnya ke beberapa titik. "Sehingga masyarakat setempat bisa mendapatkan air bersih di titik-titik tersebut," ujarnya.
Direktur Komunikasi ACT, Lukman Azis menambahkan, masalah kekeringan menjadi perhatian ACT karena kebutuhan air bersih menyangkut hajat hidup manusia yang paling dasar. ACT berupaya semaksimal mungkin agar bisa menjangkau daerah-daerah yang mengalami kekeringan.
"Ada dua hal dalam penanganan bencana kekeringan yang kemungkinan akan berlangsung panjang, pertama distribusi air bersih, kedua pembuatan sumur wakaf ini kita bangun di sejumlah titik di seluruh Indonesia," ujarnya.
Dia menjelaskan, ACT menaruh perhatian yang besar terhadap program penanggulangan bencana atau membantu masyarakat korban bencana. ACT melihat kekeringan sebagai bencana alam, maka ACT membantu mereka yang menjadi korban kekeringan.
Menurutnya, sudah biasa terjadi kekeringan di sejumlah wilayah di Indonesia saat musim kemarau. ACT akan membantu semaksimal mungkin masyarakat yang mengalami krisis air bersih selama kemarau berlangsung. Sebagai contoh ACT mendistribusikan air bersih ke masyarakat di Gunung Kidul, Tasikmalaya dan daerah-daerah lainnya yang mengalami kekeringan.