REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adalah Bab al-Mansour, salah satu bangunan bersejarah di Meknes. Ia merupakan salah satu gerbang paling mengesankan di Maroko, bah kan di Afrika Utara. Gerbang ini dibangun pada era Moulay Ismail oleh seorang teknisi Kristen yang kemudian menjadi Muslim. Gerbang ini kemudian didekorasi oleh putra Moulay Ismail, Moulay Abdillah.
Ada pula Alun-Alun Hedim yang terletak di jantung Kota Meknes. Alun-alun ini juga di bangun pada era Moulay Ismail sebagai area pengarahan para tentara. Kini, Alun-Alun He dim menjadi tempat pertunjukan budaya yang ramai dikunjungi wisatawan.
Mausoleum Moulay Ismail di Meknes memajang aneka inskripsi berhias mozaik yang dikelilingi kutipan ayat Alquran dan puisi yang ditulis tangan. Hal yang menarik dari mauso leum ini adalah kubah yang menaungi makam Moulay Ismail dan sanak keluarganya.
Selain itu, ada pula Penjara Qara. Penjara ini merupakan penjara bawah tanah yang di bangun pada masa Moulay Ismail dan meru pakan karya seorang arsitek Portugis, Cara, yang mendapat hadiah bebas dari tahanan setelah mengerjakan karyanya. Penjara ini diper untuk kan para pelanggar hukum dan musuh peme rin tahan saat itu. Dengan berbagai pembenah an, Penjara Qara kini jadi salah satu objek wisata.
Tak jauh dari Penjara Qara, terdapat bangunan penerimaan duta besar oleh Moulay Ismail. Ada pula tempat penampungan air bawah tanah bernama Sahrij Souani. Ukuran Sahrij Souani mencapai 300 x 148 meter dengan kedalaman lebih dari tiga meter. Sahrij Souani dikelilingi tempat penyimpanan dan penggilingan gandum.
Meski gempa bumi pada 1755 M sempat mengguncang Meknes, bangunan-bangunan bersejarah di sana masih terjaga baik. Di Meknes, ada pula Museum Dar Al-Jamai yang dibangun pada 1882 M di era Moulay Alhasan I. Tempat ini pernah menjadi kediaman men teri Moulay Alhasan I, yakni Mohamed Ben Al-Arabi Al- Jamai. Kini, Museum Dar Al-Jamai diisi koleksi karya seni yang menarik yang menunjukkan keragaman budaya lokal.
Kota Tua di Meknes atau The Old Medina se perti museum hidup karena area ini merupakan ikon utama kota Meknes. Adapun yang sa ngat menarik di sini adalah kerajinan tangannya. Pasar-pasar di Kota Tua jadi area menarik untuk dijelajahi dan berburu cendera mata tradisional. Tidak heran, pasar ini selalu sangat ramai.
Di pusat Kota Tua ada Madrasah Bou Ana niyya, tempat pendidikan Alquran yang berdiri sejak abad ke-14 M. Madrasah ini terletak di dekat Jamaa Lakbir. Paduan keduanya menam bah atmosfer spiritualitas Kota Tua. Ada Kota Tua, ada pula Kota Baru (Hamria).
Kota ini ditata oleh seorang arsitek bernama Hen ri Prost pada 1914 M pada masa pendu duk an Prancis. Kawasan ini menjadi area permu kiman warga Prancis dan Eropa dengan desain bangunan dan konstruksi dari Eropa.
Hamria tampil sebagai kota dengan bangun an dan fasilitas modern seperti hotel, restoran, kehidupan malam, bioskop, teater, kafe, klub budaya, dan lainnya. Daerah ini jadi bentuk modernisasi yang coba masyarakat Maroko lakukan.
Sekitar 20 kilometer dari Meknes, ada se buah kota yang menjadi ibu kota dinasti kecil di Maroko, Dinasti Idrissiyah. Kota Moulay Idriss Zer houn didirikan oleh Moulay Idriss. Kota ini di kelilingi pegunungan. Kondisi itu ber guna sebagai benteng alami saat menghadapi invasi Roma. Panorama alam yang indah dan sejarah yang menarik membuat kota ini jadi mag net wisata ba gi para pelancong.