REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan dimaknai sebagai orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Karena itu, tidak semua orang bisa menjadi pahlawan. Di dalam bahasa Arab, kata pahlawan diartikan sebagai batholun. Kata dasarnya adalah bathula atau berani. Kata ini mempunyai lawan kata jabuna yang berarti penakut.
Kisah-kisah kepahlawanan pun sering terekam dalam Alquran. Tengok saja kisah ketika Nabi Allah Daud yang berbadan kecil berani menantang si raja berbadan raksasa Jalut. Nyali besar Daud melebihi kapasitas fisiknya. Dia pun berhasil menghabisi Jalut dengan lemparan ketapelnya.
"Maka mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah, dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberinya (Daud) kerajaan dan hikmah dan mengajarinya apa yang Dia kehendaki. Jika Allah tidak melindungi sebagian manusia dengan sebagian dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai ka ru nia (yang dilimpahkan) atas se lu ruh alam." (QS Al Baqarah :251).
Perang Badar juga mengetengahkan kisah gagah berani tiga ratusan Muslimin yang berhadapan dengan seribu orang pasukan Quraisy. Mereka pantang surut meski kalah jumlah dan perlengkapan senjata. Doktrin syahid yang ditanamkan ke dalam jiwa-jiwa mereka mampu memberikan keberanian yang luar biasa. Kita bisa membaca bagaimana Nabi berdoa agar Allah SWT memberikan kemenangan kepada pasukan Muslimin. "Ya Allah Azza wa Jal la , penuhilah janji-Mu kepadaku.
Ya Allah Azza wa Jalla berikanlah apa yang telah Engkau janji kan kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla , jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka ti dak ada yang akan beribadah ke pada-Mu di muka bumi ini. [HR. Muslim 3/1384 hadits no 1763]. Dari kisah-kisah di atas, banyak pahlawan yang terlahir dari kondisi sulit dan serba terbatas. Namun, segala kesusahan itu tak menjadikan jiwa mereka kerdil. Tubuh kecil Daud misalnya, dilampaui oleh jiwanya yang besar.
Begitupula pahlawan-pahlawan Badar yang bertempur de ngan pasukan bersenjata leng kap. Me reka yang memiliki senjata se adanya memilih untuk meng ambil risiko demi visi yang lebih besar. Kehidupan setelah dunia. Maka, jangan heran jika semangat mati syahid atau hidup mulia dilantunkan oleh mereka.
Beragam kisah pahlawan itu hendaknya menjadi hikmah bagi kita. Kisah tentang keberanian dan rela berkorban bisa memantik jiwa-jiwa pahlawan yang se be narnya bersemayam di setiap manusia. Dengan pertolongan Allah SWT, jiwa itu bisa keluar dari zona nyaman.
Memilih bertempur di medan laga Meski demikian, tidak jarang kita mendengar banyak pemberani yang me la kukan sesuatu hal hanya demi mengukir namanya. Padahal, keberanian itu harus punya fondasi niat yang ikhlas. Kembali lagi hanya untuk mengharap ridha- Nya. Wallahualam.