Selasa 02 Jul 2019 19:06 WIB

Rumah Zakat Bantu Ekonomi Penyintas Bencana Sulteng

Rumah Zakat akan dampingi dan memberdayakan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

Masyarakat Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) mencoba mencari sisa-sisa berharga dari rumahnya yang hancur karena bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi, seperti surat, besi, pakaian, Sabtu (27/10).
Foto: Republika/Umi Nur Fadhilah
Masyarakat Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) mencoba mencari sisa-sisa berharga dari rumahnya yang hancur karena bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi, seperti surat, besi, pakaian, Sabtu (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PASIGALA -- Gempa bermagnitudo 7,4 skala Richter (SR) yang disusul tsunami dan likuifaksi pada 28 September 2018 silam, tidak hanya menelan ribuan korban jiwa namun juga berdampak pada kondisi ekonomi dan kesehatan masyarakat di Kota Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng).

 

Baca Juga

Di tengah himpitan ekonomi dan penyakit yang diderita penyintas bencana, lembaga kemanusiaan Rumah Zakat terus berikhtiar untuk membantu memulihkan ekonomi dan kesehatan warga pascabencana, melalui program pemulihan ekonomi dan kesehatan.

Guna membantu perekonomian dan pemulihan kesehatan, Rumah Zakat memberikan modal untuk bantuan usaha dan biaya untuk membeli obat bagi anak ataupun lansia yang menderita penyakit semenjak bencana. Sebanyak total 21 penerima manfaat bantuan ekonomi dan 16 penerima bantuan kesehatan yang berasal dari kota Palu, Sigi dan Donggala.

Salah seorang Ibu Rumah Tangga Mariani (50 tahun) tinggal di Desa Loli Saluran, Donggala, yang rumahnya hancur karena tsunami mengungkapkan apresiasinya terhadap Rumah Zakat yang telah memberikan modal usaha pascabencana alam.

"Kami sangat senang diberikan modal usaha seperti ini yang dapat membantu ekonomi keluarga kami. Kami berharap kepada Rumah Zakat agar kedepannya diadakan program pendampingan hingga kami bisa mandiri." ujar Mariani seperti dalam siaran pers. Sehari-hari Mariani membuka kios kecil-kecilan berjualan barang campuran di bekas rumah yang diterpa tsunami.

Suhermin (82 tahun) yang menderita penyakit asma juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Rumah zakat karna telah memperhatikan dan memberikan dana kesehatan untuk berobat. Suhermin tinggal sendiri di rumah kayu yang dibangun masyarakat di Desa Binangga, Sigi. Suhermin sehari-hari bekerja sebagai pemulung untuk memenuhi kehidupan dan membeli obat.

"Terima kasih Nak atas bantuannya, ibu merasa sangat terbantu dengan adanya program ini, mudah-mudahan Allah SWT membalas kebaikan kalian semua," ujar Suhermin.

Di program pemulihan ini, Rumah Zakat tidak hanya menyalurkan bantuan usaha dan kesehatan, namun ke depan akan ada pendampingan dan pemberdayaan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Palu, Sigi dan Donggala. Rumah Zakat akan terus hadir untuk kebangkitan Palu, Sigi dan Donggala.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement