REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam adalah salah satu agama minoritas di Jepang. Populasi Muslim Jepang sekitar 70 ribu. Kedatangan Islam di Jepang cukup baru jika dibandingkan negara-negara lain di seluruh dunia. Islam masuk ke Jepang menjelang akhir abad ke-19.
Salih Mahdi al-Samarrai dalam Islam In Japan History, Spread, and Institutions In The Country menjelaskan, pada era sebelum 1900 atau awal era Renaissance, Jepang dan Ottoman memutuskan membangun hubungan persahabatan.
Dalam hubungan inilah, Wartawan muda Jepang yang bernama Shotaro Noda memeluk Islam dan berganti nama menjadi Abdul Haleem. Abdul Haleem Noda dianggap sebagai Muslim Jepang pertama.
Migrasi awal Muslim ke negeri sakura ini, berasal dari sub-Benua India sebelum masa kemerdekaan. Mereka datang ke Jepang pada akhir abad kesembilan belas untuk berdagang dan menetap di Tokyo, Yokohama, dan Kobe. Terdapat beberapa bukti jejak Islam di Jepang, di antaranya masjid. Berikut tiga masjid warisan Islam di Jepang:
Masjid Kobe
Masjid Kobe didirikan pada Oktober 1935 di Kobe dan merupakan masjid pertama di Jepang. Pembangunannya didanai sumbangan yang dikumpulkan Komite Islam Kobe dari 1928 sampai pembukaannya pada 1935.
Masjid yang berlokasi di salah satu daerah wisata paling terkenal di Kobe ini disita Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada 1943. Namun, masjid dapat kembali berfungsi, bahkan hingga hari ini pasca-Agresi 1945 dan gempa besar Hanshin 1995.
Masjid Nagoya
Masjid yang dibangun pada Januari 1937 ini, dilatarbelakangi adanya beberapa warga Turk Tatar yang bermigrasi dan menetap di Nagoya sekitar 1920-an. Mereka mendirikan sebuah asosiasi yang memiliki dewan pengawas dan direksi.
Masjid Nagoya dibangun dengan desain dua lantai. Lantai pertama digunakan untuk ibadah dan ada sebuah sekolah untuk anak-anak Turki. Di Masjid ada sekitar 20 anggota Turki yang terlibat dalam Kegiatan Islam di Nagoya pada waktu itu.
Masjid ini luluh lantak akibat Agresi AS pada 14 Mei 1945. Sejak itu dan sampai 1998 tidak ada Masjid yang dibangun di Nagoya. Masjid Nagoya yang sekarang ini didirikan pada 1998. Dan dibuka pada 24 Juli pada tahun yang sama.
Masjid Tokyo Camii
Tokyo Camii merupakan masjid terbesar di Jepang yang dibangun dengan gaya khas Ottoman. Camii adalah kata Turki yang berarti masjid jamaah. Masjid ini menjadi masjid utama untuk melaksanakan shalat Jumat. Arsitektur masjid dirancang mirip dengan Masjid Biru (Blue Mosque) yang terkenal di Istanbul.
Semua bahan bangunan dan interior yang digunakan di dalam masjid dibawa dari Turki. Sekitar seratus pengrajin Turki bekerja selama satu tahun untuk membangun masjid ini.