REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinasti Qajar adalah yang pertama kali memodifikasi arsitektur Istana Golestan ini dengan motif Victoria Eropa pada dekorasi interiornya. Pengembangan dan renovasi pada era Dinasti Qajar ini untuk penggunaan tempat pemerintahan dan lokasi rekreasi raja-raja era Dinasti Qajar pada abad ke-19.
Istana Golestan merupakan bukti sejarah kayanya seni dekoratif pada era Dinasti Qajar, terutama warisan dari peninggalan seni Naser al-Din Shah Qajar (1848-1896), yang merupakan raja keempat dari Dinasti Shah Qajar Persia.
Istana ini pun menjadi pioner awal kemunculan gaya bangunan artistik modern Iran yang dipengaruhi nilai-nilai seni arsitektur Persia kuno dan gaya bangunan kontemporer Barat. Ini terlihat dengan cara pembangunan yang mengadaptasi penggunaan teknologi yang berkembang saat ini, seperti penggunaan besi cor untuk menahan beban.
Walaupun nilai arsitektur Istana Golestan era Dinasti Qajar dinilai lebih kaya unsur seni dibanding era kepemimpinan Shah Iran sebelumnya. Struktur arsitektur istana ini tetap mempertahankan keaslian dalam desain dan tata letak dekorasi Fasad, baik interior maupun eksteriornya.
Pada 1930, untuk memastikan situs bersejarah ini tetap dipertahankan, kompleks bangunan istana ini diklasifikasikan sebagai monumen nasional. Kemudian, pada 2012, UNESCO telah menetapkan Istana Golestan beserta warisan mahakarya dan taman-taman di dalamnya menjadi situs warisan dunia.