Senin 24 Jun 2019 05:05 WIB

Islam Menghadirkan Optimisme

Ajaran yang dibawa Rasulullah ini menjadi jawaban atas permasalahan

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto:

Tak sendirian, Patricia memeluk Islam bersama suami. Diakuinya bahwa pertobatan yang dijalaninya berjalan lamban karena harus melalui per timbangan yang matang. "Saya telah dikelilingi oleh teman-teman Mus lim selama sekitar 10 tahun dan saya terus mendengarkan cerita tentang para nabi dan saya sangat menghargai pengetahuannya," kata Patricia.

Saat menjelajahi Dubai pada 2015, Patricia berjalan ke Masjid Al Farooq Omar Bin Al Khattab di Jumeirah. Masjid yang diilhami Dinasti Usmaniyah ini menjadi pusat tempat belajar bagi non-Muslim dan mualaf, memung kinkan pengunjung untuk belajar tentang dan mempraktikkan Islam. Suasana di masjid sangat khusyuk. Di sana, dia mulai menangis. Saya merasakan perubahan pada diri ini.

Sebelumnya, saya fokus melayani masyarakat dan tidak terlalu religius. Saya adalah seorang Kristen, politisi, pemimpin komunitas di Filipina. Kami du lu melakukan banyak kegiatan untuk orang tanpa memandang agama," jelas Patricia dalam thenational.ae. Perubahan itu terus tumbuh di dalam dirinya sampai membuat keputusan untuk bersyahadat. Mesi keputusan nya benar, katanya, Patricia khawatir bagaimana itu akan memengaruhi orang-orang di sekitarnya.

"Saya takut ditolak oleh temanteman dan dampak sosial dari keputusan saya menjadi seorang Muslim. Se karang, saya dapat dengan berani mengatakan bahwa saya telah menerima Allah sebagai penyelamat saya. Saya bangga menjadi seorang Muslim," ujar dia.

Ramadhan ini, Patricia mulai berpuasa dengan sungguh-sungguh dan menghadapi ujian iman pertamanya sebagai seorang Muslim. Beberapa hari pertama Ramadhan, saya merasa pusing dan bibir saya pecah-pecah. Saya hampir meminum air, tetapi saya bisa mempertahankan puasa karena jam kerja saya lebih pendek, katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement