Ahad 23 Jun 2019 16:06 WIB

Mengenal Kehidupan Dunia

Banyak orang hidup di dunia, tapi tak mengenal sifat dunia.

Bumi
Foto: generalspecialist.com
Bumi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Nasrulloh

Banyak orang hidup di dunia, tapi tak mengenal sifat dunia. Orang yang tidak mampu mengenal sifat dunia, lambat laun akan diperbudak dunia, hidup tanpa arah,dan terjerumus dalam kesesatan. Namun, tidak sedikit orang yang bisa mengenal dunia dan berhasil menjalani kehidupan. Ketahuilah al-dunyaa daar al-agyaar (dunia itu tempat berubah), al-dunnya daar al-ikhtibar (dunia itu tempat ujian), al-dunya daar al-akhyar (dunia itu tempat memilih).

Pertama, al-dunya daar al-agyar (dunia itu tempat berubah). Segala sesuatu di dunia pasti mengalami perubahan baik positif maupun negatif. Waktu tak selamanya siang, pasti berganti malam. Musim tak selamanya panas, pasti berganti hujan. Perut tak selamanya kenyang, pasti merasakan lapar. Hari ini kita bahagia, bisa jadi esok kita bersedih. Begitupun jabatan, tak selamanya posisi kita di atas, kadang bisa jadi kita di bawah. Begitulah sifat dunia dan kehidupan di dalamnya.

Oleh sebab itu, kita mesti memahami setiap perubahan tersebut dan menghadapinya secara bijak dan menerima. Kedua, al-dunya daar al-ikhtibar (dunia itu tempat ujian). Segala bentuk perubahan situasi dan kondisi kehidupan merupakan sebuah ujian. Perubahan positif maupun perubahan negatif tetap merupakan sebuah ujian.

"Setiap yang bernyawa pasti merasakan kematian. Dan, Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang nyata. Dan, hanya kepada Kamilah kalian akan dikembalikan (QS al-Anbiya : 35).

Sesungguhnya, kebahagiaan dan kesedihan itu samasama merupakan ujian. Ketika kita bahagia, hakikatnya Allah SWT sedang menguji kita, apakah kita bersyukur atau malah lupa akan nikmat-Nya.

Begitupun ketika kita diberi musibah berupa kesedihan. Hakikatnya, Allah menguji apakah kita mampu bersabar atau malah tidak menerima ketentuan-Nya. Karena itu, mesti kita sadari segala bentuk ujian Allah harus dihadapi dengan penuh kesabaran dan tawakal.

Ketiga, al-dunya daar al-Ikhtiyar (dunia itu tempat memilih). Allah memberikan kebebasan dan memberikan batasan. Selanjutnya, kita yang akan memilih dan kita pula yang akan bertanggung jawab atas pilihan kita.

Allah menciptakan surga dan neraka, merupakan bukti keadilan-Nya yang agung. Surga sebagai balasan orang yang memilih jalan kebenaran dan neraka sebagai balasan orang yang memilih jalan keburukan.

Ada perintah dan ada larangan Allah, ada perkara yang halal dan ada pula yang haram. Semua itu ketentuan Allah bagi manusia dan manusia yang akan menentukan pilihan serta menerima balasan atas pilihannya.

Kaya dan miskin, sukses dan tidak sukses, itu pun tergantung pilihan kita. Orang yang ingin kaya dan sukses pasti memilih bekerja keras dan memaksimalkan usahanya. Orang malas dan tidak mau berusaha akan berada dalam kemiskinan. Itulah sunatullah.

Tiga sifat kehidupan dunia tersebut ternyata saling berhubungan. Dunia yang selalu berubah akan diiringi cobaan. Ketika cobaan datang, kita yang akan menentukan pilihan.

Sebagai contoh, ketika kebahagiaan kita berubah menjadi kesedihan, maka kesedihan itu menjadi ujian apakah kita akan bersabar atau malah frustrasi dan tidak menerima keadaan. Tentu saja kita yang akan menentukan pilihan. Wallahu A'alam Bi Al-Shawab. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement