Ahad 23 Jun 2019 14:45 WIB

NU Benteng Terdepan Hadapi Ancaman Radikalisme

NU berjuang menegakkan syariat Islam lewat jalur konstitusi.

(ilustrasi) logo nahdlatul ulama
Foto: tangkapan layar wikipedia
(ilustrasi) logo nahdlatul ulama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nahdlatul Ulama (NU) mengimbau warganya berperan sebagai benteng terdepan Indonesia dalam menghadapi ancaman radikalisme yang dapat memecah bangsa, khususnya selama bergulirnya tahapan Pemilu 2019.

"Pada kesempatan ini NU memiliki komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bangsa ini punya benteng Islam terbesar, yakni NU untuk tanggulangi radikalisme," kata Pengurus PBNU KH Zulfa Mustofa dalam acara Halalbihalal dan Syukuran Warga NU di Sunlake Hotel, Jalan Danau Permai Raya, Sunter, Jakarta Utara, Ahad (23/6).

Baca Juga

Pria yang juga menjabat sebagai ketua panitia acara tersebut mengatakan, tahapan proses pemungutan suara Pemilu 2019 telah berjalan aman dan damai. Zulfa mengingatkan seluruh warga NU tetap menghormati proses hukum sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK) yang diagendakan kesimpulan sidang dibacakan pekan depan.

"NU sudah anggap itu menang karena pemilu berjalan aman dan damai. Tentang pemenangnya siapa, ya tinggal tunggu sepekan lagi (ketetapan MK). Siapa pun yang menang, warga NU harus terima itu," katanya.

 

Di hadapan sekitar 50 perwakilan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU, Zulfa mengatakan warga NU memiliki tanggung jawab memberikan edukasi kepada masyarakat tentang ancaman radikalisme dengan modus membenturkan ajaran Alquran dengan NKRI.

Dalam pandangan NU, kata dia, Pancasila bukan agama, oleh karenanya tidak bisa dijadikan alat menggantikan ajaran agama. "Pancasila adalah kumpulan visi dari cita-cita para pendiri bangsa. NU wajib membela syariat Islam melalui konstitusi," katanya.

NU telah mempraktikkan perjuangan menegakkan ajaran syariat Islam lewat jalur konstitusi seperti merealisasikan undang-undang tentang perbankan syariah hingga pernikahan syariah di Indonesia.

"Sekarang banyak orang tidak mengerti, seakan kalau pakai Pancasila, mereka sudah antiagama hingga berujung pada perbuatan radikal, padahal tidak demikian. Tugas kita sosialisasikan kepada masyarakat, jangan ragukan nasionalisme warga NU," katanya.

Di lokasi yang sama, Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Syaiful Mujab, mengapresiasi upaya NU dalam menjaga ukhuwah di Indonesia. "Kita mengawal bersama agar ukhuwah Islamiyah tetap berjalan baik. Radikalisme dan sikap intoleran harus kita antisipasi bersama dengan merapatkan barisan. Saya apresiasi dan terima kasih telah mengawal kehidupan umat beragama," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement