Jumat 21 Jun 2019 16:26 WIB

Sekilas Metamorfosis Jakarta

Seperti apa sejarah Jakarta sejak zaman Hindu hingga modern kini?

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Hasanul Rizqa
Libur Lebaran di Kota Tua. Sejumlah masyarakat berlibur di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Jum’at (7/6).
Foto: Republika
Libur Lebaran di Kota Tua. Sejumlah masyarakat berlibur di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Jum’at (7/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DKI Jakarta akan merayakan ulang tahunnya yang ke- 492 pada 22 Juni mendatang. Di balik kemegahannya saat ini, Jakarta menyimpan banyak sejarah dan cerita dalam menghadapi para penjajah.

Sejarawan dan Budayawan Betawi, Abdul Chaer, menyebut saat masih dikuasai Hindu nama yang dipakai adalah Kalapa. Saat dikuasai oleh Kerajaan Tarumanegara, mereka memiliki pelabuhan bernama Kalapa yang berlokasi di muara Ciliwung.

Baca Juga

Beberapa abad kemudian, Kalapa dikuasai Kerajaan Pakuwan Padjadjaran yang berpusat di Bogor. Nama Kalapa pun diganti menjadi Sunda Kalapa. Pelabuhan ini kemudian menjadi pelabuhan penting yang ramai dikunjungi suku bangsa dan orang-orang dari Asia Selatan, seperti Vietnam dan Filipina.

"Pada 1527, Sunda Kalapa diserang oleh Fatahillah atau Falatehan. Tujuannya untuk mengusir orang Portugis yang bertahan di Sunda Kalapa. Portugis ini bermarkas di Malaka/Malaysia," ujar pria yang lebih akrab disapa Babe Chaer ini kepada Republika belum lama ini.

Akhirnya, sejak 1527 Sunda Kalapa pun dikuasai oleh Fatahillah dan berganti nama menjadi Jayakarta. Jayakarta sendiri memiliki arti "Kemenangan yang Mutlak". Selama masa Jayakarta, pelabuhan semakin berkembang dan dikunjungi pelaut dari Asia Selatan, India, dan Eropa.

Babe Chaer menyebut tak lama Belanda datang tepatnya sejak 1593. Pada 1619, Belanda melalui VOC merebut Jayakarta dan mengganti nama daerah ini menjadi Batavia. Nama Jakarta akhirnya digunakan setelah kependudukan Jepang pada 1942. Meski Jepang keluar dari Indonesia pada 1945, nama ini tetap digunakan hingga saat ini.

Perihal budaya Betawi, ia menyebut menurut catatan sejarah, orang Betawi adalah orang Melayu. Mereka datang dari Kalimantan Barat yang pada abad pertama hijrah sampai ke Jakarta. Orang Melayu ini menyebar dari tepian Kali Cisadane, Tangerang, sampai Citarum di Karawang. Mereka menggunakan bahasa Melayu.

"Orang Betawi yang di tinggal di daerah Arab ini kuat agama Islamnya. Buktinya banyak masjid tua ditemukan di daerah Tanah Abang, Condet, dan Jatinegara. Tidak ada di pinggiran," kata dia.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement