Ahad 16 Jun 2019 17:17 WIB

Pesona Kecantikan Sarah

Setiap Firaun ingin menyentuh Sarah, tangannya menjadi lumpuh.

Gurun pasir (ilustrasi)
Foto:

Sarah beribadah, sujud, dan mengadu kesedihannya. Dia memohon kepada Allah agar melindunginya. “Ya Allah, jikalah Engkau mengetahui bahwa aku beriman kepada-Mu dan Rasul-Mu, mengetahui bahwa aku menjaga kehormatanku untuk suamiku, maka janganlah kau jadikan raja kafir itu berkuasa atasku,” pinta Sarah tersedu.

Allah pun mendengar doa Sarah dan mengabulkannya. Acap kali sang raja ingin menyentuh Sarah, tangannya segera lumpuh. Firaun tak mampu bergerak. Maka, dia pun berkata kepada Sarah, “Aku berjanji tak akan mengganggumu maka mintalah kepada Tuhanmu agar melepaskan penyakit ini,” ujarnya.

Lalu, Sarah pun kembali berdoa dan sang raja segera sembuh. Namun, dia mengingkari janjinya. Dia kembali mendekati Sarah setelah tangannya dapat kembali bergerak. Tapi, saat hendak memegang Sarah, Firaun kembali lumpuh. Dia pun kembali berjanji, “Aku berjanji tak akan mengganggumu maka mintalah kepada Tuhanmu agar melepaskan penyakit ini,” ujar sang raja.

Namun, saat sembuh, dia kembali mendekati Sarah. Terus demikian peristiwa itu terjadi hingga sang raja pun menyerah. Firaun justru akhirnya ketakutan dengan kemampuan benteng diri Sarah. Dia pun menudingnya sebagai makhluk halus yang mampu melakukan tipu daya. Kelumpuhannya dimaknai Firaun sebagai buatan setan. 

Firaun segera memanggil pengawalnya dan berkata, “Kau tidaklah membawa seorang wanita, melainkan membawa setan,” serunya. Maka, si pengawal pun diperintah membawa kembali Sarah ke rumahnya. Sebelum pulang, raja memberikan seorang budak kepada Sarah sebagai hadiah. Budak itu pun seorang wanita yang cantik bernama Hajar. Dialah yang nantinya menjadi istri kedua Ibrahim sekaligus ibunda Nabi Ismail. Adapun Sarah merupakan ibunda Nabi Ishaq. 

Saat tiba di rumah, Ibrahim pun bertanya kepada Sarah, “Apa yang terjadi?” Lalu, Sarah menjawab, “Allah telah menolak tipu daya raja kafir itu dan dia memberiku seorang pelayan wanita.”

Demikian kisah Sarah yang mendapat perlindungan Allah. Kisah tersebut dikabarkan oleh Abu Hurairah. Rujuklah Ibnu Katsir dalam kitabnya, Qashshashul Anbiya, atau kitab Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al Asqalaniy. 

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement