Sabtu 15 Jun 2019 03:03 WIB

Waktu adalah Ibadah

Banyak di antara kita yang belum bisa memanfaatkan waktunya dengan baik.

Umat Islam saat beribadah di Masjid Lautze, Sawah Besar, Jakarta (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Umat Islam saat beribadah di Masjid Lautze, Sawah Besar, Jakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rohmi Rohmanudin

Imam Ibnul Jauzi Rahimahullah mengungkapkan dalam sebuah risalah, yang diberi nama Laftatul Kabid Nashihatul Walad, yang berisi nasihat kepada putra beliau, sebagai hasungan agar putranya senantiasa menjaga waktu. Beliau mengatakan, "Ketahuilah wahai anakku bahwa hari-hari itu dibentangkan menjadi kumpulan jam. Jam dibentangkan menjadi kumpulan desah-desah napas, dan setiap desah nafas ibarat lemari. Maka, waspadalah agar desah napas itu tidak berlalu, tanpa faedah dan manfaat. Karena, di hari kiamat kelak engkau akan mendapati lemari itu kosong sehingga engkau pun menyesal! Lihatlah setiap waktumu, untuk apakah engkau menggunakannya? Janganlah engkau membiarkannya berlalu, kecuali untuk urusan yang paling mulia. Janganlah engkau telantarkan jiwamu. Biasakanlah ia untuk melazimi amalan yang paling terpuji. Dan, bangkitlah untuk mempersiapkan tabunganmu di kubur nanti, agar engkau bahagia kelak ketika tiba di sana."

Banyak di antara kita yang belum bisa memanfaatkan waktunya dengan baik, apalagi ketika datang libur panjang. Bila malam sudah larut, kerjanya mengobrol tanpa manfaat. Atau, sekadar bermain gim yang hanya mengantarkannya kepada kesia-siaan. Di waktu siang, maka kerja hanya tidur. Sore hari, mereka malah berada di pojok pasar atau pinggir sungai.

Diriwayatkan oleh Bukhari di dalam Sahihnya XI: 229, Tirmidzi dan Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang."

Waktu adalah karunia yang agung dan anugerah yang begitu besar. Hanya orang-orang hebat yang mendapatkan taufik dari Allah yang mampu mengetahui, lalu memanfaatkannya seoptimal mungkin. Seperti yang diisyaratkan dalam hadis, "Banyak manusia tertipu di dalam keduanya." Itu artinya, orang yang mampu memanfaatkan waktu amatlah sedikit. Kebanyakan manusia justru lalai dan tertipu dalam memanfaatkannya.

Jangan sampai lemari itu kosong ketika engkau membukanya di akhirat nanti. Dunia adalah ladang untuk negeri akhirat. Di dalamnya terdapat perdagangan yang akan kelihatan labanya besok di akhirat. Siapa saja yang mampu menggunakan waktu luangnya dan saat sehatnya untuk taat kepada Allah, maka dialah orang yang berbahagia. Dan, siapa saja yang menggunakannya untuk bermaksiat kepada Allah, maka dialah orang yang merugi.

 Mari kita jadikan hari-hari kita sebagai ajang meningkatkan produktivitas, bukan malah merobohkan bangunan keimanan yang kita bangun bersama orang orang saleh. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement