REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) melalui tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) hadir melakukan pendampingan hingga hari ke-8 pasca Lebaran bagi terdampak banjir Samarinda. Hujan lebat dan pasangnya sungai yang terjadi sejak Kamis (6/6) di Kota Samarinda telah menyebabkan banjir bandang hampir di seantero kota.
Berdasarkan data dari BPBD Kota Samarinda terdapat 13 kelurahan, 5 Kecamatan, 17.485 KK dan 56.123 Jiwa yang menjadi korban terdampak banjir. Nuraini, ketua MRI-ACT Kaltim menyatakan tim telah melakukan pendistribusian ribuan makanan siap santap, obat-obatan, dan bantuan logistik lainnya ke titik-titik bencana.
“Lebih dari 700 nasi bungkus sudah dibagikan hari ini. Kebutuhan yang masih dibutuhkan adalah perlengkapan bayi dan obat-obatan,” ungkapnya.
ACT melalui tim MRI hadir melakukan pendampingan hingga hari ke-8 pasca Lebaran bagi terdampak banjir Samarinda.
Respons bencana yang dimaksimalkan oleh tim ACT dan MRI pun dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar. Suminah, 95 tahun yang tinggal di Jalan Gelatik, Gg Titian 2 mengungkapkan bahwa tinggi banjir lebih dari 1 meter yang telah menggenang rumahnya membuat aktivitas kesehariannya lumpuh.
“Kegiatan saya sehari-hari biasanya jualan sayur, kue, atau apa saja. Banjir sebelumnya nggak pernah separah ini, biasanya gak sampai ngungsi. Saya di sini nggak ada keluarga, nggak punya anak, saya sendirian di sini. Saya sering dibantu-bantu dengan tetangga saya, kalo sekarang pas banjir Alhamdulillah, sering dibantu-bantu tim di posko ini. Alhamdulillah semua kebutuhan terpenuhi, kayak makanan, obat-obatan,” ungkapnya.
Hingga kini, pemerintah setempat memberikan peringatan dini kepada warga Samarinda untuk terus waspada hujan deras di sertai angin kencang dan kilat/petir di wilayah Samarinda terutama pagi hingga siang hari. Selain itu, masa tanggap darurat pun diperpanjang hingga tanggal 21 Juni 2019.