REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- IPB University menggelar halal bihalal 1440 H di Kampus IPB University, Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Senin (10/6). Suasana halal bihalal kali ini semarak dengan dress code nuansa biru yang dipakai warga IPB yang hadir. Hal tersebut untuk memeriahkan grand launching nama baru IPB University.
Rektor IPB University, Dr Arif Satria dalam sambutannya bertajuk “Idul Fitri, Pembangunan Karakter, dan Transformasi Bangsa” menyampaikan pentingnya di hari fitri untuk merenungkan kembali sabda Rasulullah SAW.
“Ada tiga sifat yang menjadi ciri kebesaran umat Muhamad SAW yakni Pertama, hubungan tali persaudaraan dengan setiap orang termasuk orang yang membenci kamu. Kedua, tolonglah orang lain termasuk orang yang tidak pernah menolong kamu. Ketiga, maafkan orang lain walaupun kamu teraniaya dan terzalimi olehnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, Islam tidak pernah mengenal dendam. “Umat Islam yang telah digembleng dan dididik secara disiplin tinggi oleh Allah melalui sekolah Ramadhan pasti akan mampu dengan ijin-Nya untuk mengemban tugas membangun peradaban guna memberikan kontribusinya yang terbaik kepada masyarakat dan bangsanya,” papar Dr Arif seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (11/6).
Lebih lanjut, rektor menyampaikan, pendidikan Ramadhan adalah media bagi umat Islam untuk benar-benar menjadi umat terbaik. Hal ini karena pendidikan Ramadhan telah mengajarkan kepada umat Islam, sejumlah karakter mulia sebagai basis membangun kultur, yakni kejujuran, kedisiplinan, kepedulian, kerendahan hati, keikhlasan, kesabaran dan tawakal.
“Enam karakter di atas sekaligus bersifat multidimensi yaitu dimensi personal, interpersonal, institusional, dan komunal. Dinamika perubahan bangsa saat ini memerlukan enam karakter di atas. Marilah kita cita-citakan sebagai manusia yang mampu setidaknya memiliki enam karakter di atas untuk melengkapi status sebagai muttaqiin sebagaimana tujuan Ramadhan,” tuturnya.
Acara halal bihalal IPB University mengundang Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr KH Haedar Nashir. Dalam ceramahnya, Haedar Nashir menyampaikan, halal bihalal merupakan momentum silaturahim.
“Ibadah puasa Ramadhan yang dijalankan selama satu bulan dimaksudkan untuk melatih menahan diri dari nafsu dunia. Nafsu dunia ini disukai umat manusia. Dalam momentum Idul Fitri diharapkan umat Islam harus memberikan manfaat satu sama lain, menebar manfaat, memakmurkan dunia. Semoga di kampus ini akan lahir generasi khoiru ummah, membangun peradaban umat yang terbaik,” ucapnya.
Haedar menegaskan, agama Islam melarang rakus, berlebihan melarutkan diri pada dunia. “Makanlah engkau, minumlah engkau, tapi jangan berlebih-lebihan. Tidak sedikit orang saking bernafsu dan berlebihan mengejar dunia, ada banyak kemungkinan menghalalkan segala cara, melakukan tindakan keluar dari koridor agama,” ujarnya.
“Sudah berapa kali kita ketemu puasa Ramadhan? Pertanyaannya, bisa tidak puasa mengubah watak buruk kita selama ini? “ tanyanya.