Rabu 29 May 2019 18:00 WIB

Mengenal Masjid Omari di Gaza

Masjid itu memiliki 38 kolom marmer dengan menara dan model gaya arsitektur Mamluk

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Muslim Palestina melakukan shalat Tarawih di Masjid Al Omari, Kota Gaza, Palestina.
Foto: EPA/Ali Ali
Muslim Palestina melakukan shalat Tarawih di Masjid Al Omari, Kota Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Di Gaza, Palestina ada sebuah masjid bersejarah yang sempat menjadi tempat ibadah pemeluk agama lainnya. Ialah Masjid Agung Omar, di Gaza Palestina. Sebelumnya masjid ini adalah sebuah kuil dan menjadi gereja. Rumah ibadah itu kemudian diubah menjadi sebuah masjid pada masa Khalifah Umar bin Khattab.

Menurut Kepala Departemen Pariwisata dan Arkeologi Kementerian Pariwisata Palestina, Hayem Al Bitar selama masa pemerintahan Romawi dan Yunani, situs tersebut merupakan kuil untuk menyembah dewa Marna. Kuil itu dibangun pada masa pemerintahan kaisar Romawi, Hadrian.

Namun menurut arkeolog Dr. Salim Al Mubaid kuil itu kemudian diubah menjadi sebuah gereja pada 406 Masehi dan menjadi masjid pada 634 Masehi. “Itu merupakan masjid pertama yang melakukan shalat Jumat di Gaza setelah penaklukan oleh Islam,” kata Mubaid seperti dilansir Arab News pada Rabu (29/5). 

Selama perang Salib, bangunan tersebut berubah menjadi sebuah katedral Santo Yohanes yakni pada 1149 Masehi. Kemudian diubah kembali menjadi masjid pada 1192 Masehi. Kendati berubah fungsi namun bangunan  tersebut tetap mempertahankan arsitektur gotiknya. 

Menurut Mubaid area bangunan masjid diperluas selama masa pemerintahan Ottoman oleh Sultan Nasser Muhammad. Kendati sebagian masjid hancur selama perang dunia I. 

Masjid itu memiliki 38 kolom marmer dengan menara dan model gaya arsitektur Mamluk yang menjadi fitur paling terkenal. Bangunan tersebut memiliki bentuk persegi di bagian bawahnya dan segi delapan di bagian atas.

Pada masa Mamluk Sultan Al Zaher Baybars dibangun perpustakaan masjid sebagai ruang ilmiah bagi para sarjana. Ini sekaligus menjadi perpustakaan tertua di Gaza. Setelah memuat ribuan buku dan manuskrip tentang berbagai sains, perpustakaan dihancurkan selama Perang Salib dan Perang Dunia I. Andrian Saputra

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement