Sabtu 25 May 2019 23:18 WIB

4 Langkah Dasar Sukses Berhijrah Versi Ustaz Salim A Fillah

Berhijrah harus dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah utama.

Rep: Umi Soliha/ Red: Nashih Nashrullah
Ustaz Salim A Fillah
Foto: tangkapan layar akun twitter @salimafillah
Ustaz Salim A Fillah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Tantangan yang sesungguhnya saat seseorang berhijrah adalah mempertahankan keistiqamahan agar tetap berada di jalan yang diridhai oleh Allah SWT. 

Oleh karena itu, pendakwah muda Ustaz Salim A Fillah memberikan empat cara agar seseorang bisa istiqamah dalam hijrahnya sebagai berikut: 

Baca Juga

Pertama, dia mengatakan yaitu pengorbanan. Setiap transisi dari suatu hal ke hal lain pasti akan meninggalkan sesuatu. Begitupun saat berhijrah, seseorang perlu dengan lapang hati meninggalkan setiap hal yang akan menjauhkan diri dari ridha-Nya.

Seperti layaknya sahabat-sahabat Nabi saat diperintahkan untuk berhijrah dari Makkah ke Madinah. Mereka rela meninggalkan apapun yang dimiliki, keluarga, harta, dan negerinya. Mereka bersabar dengan segala kesulitan dan rintangan yang dihadapi.

Ustaz Salim A Fillah menyebutkan kisah satu sahabat, Shuhaib ar-Ruumi. Dalam perjalanan  menuju Madinah, kaum Quraisy menghalangi hijrahnya.

Shuhaib diminta memberikan seluruh harta yang dimilikinya. Sebab, menurut kaum Quraisy, Shuhaib dulu adalah  orang yang tidak punya apapun kemudian dia pindah ke Makkah dan menjadi seseorang yang kaya raya. Karenanya, menurut Quraisy, dia tidak pantas memiliki harta tersebut apalagi jika sampai dibawa ke Madinah.

Namun, usaha yang dilakukan Qurasy untuk menghalangi hijrah Shuhaib tidak membuatnya bergeming. Shuhaib memberikan seluruh harta untuk kaum Quraisy dan dia terus berjalan ke Madinah.

Di Madinah Shuhaib menjadi seseorang yang tidak memiliki apapun. Namun, dia tidak larut dengan keterpurukan. Dia terus bersemangat dan memutuskan untuk menemukannya dari awal sampai akhirnya dia bisa kaya kembali.

"Begitulah seharusnya seseorang yang berhijrah rela meninggalkan apapun yang tidak diridhai Allah SWT. Dan selanjutnya semangat untuk bangkit, menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya," ujar Ustaz Salim dalam acara Ramadan Hijrah Festival di JCC, Jakarta, Sabtu (25/5).

Langkah yang kedua, kata Salim, adalah bertawakkal. Satu-satunya tempat untuk bersandar adalah Allah SWT dan bukan mengandalkan harta, jabatan, dan sebagainya. Hal tersebut telah dicontohkan Shuhaib setelah berhijrah ke Madinah. 

Dia ditawari berbagai bantuan oleh seorang Anshar, mulai dari harta sampai pasangan hidup. Namun, keyakinannya kepada Allah yang sangat kuat dan tidak ingin mengandalkan selainnya. Tawaran tersebut dia tolak.

Dia hanya membutuhkan bantuan ditunjukkan jalan menuju pasar agar dia bisa berdagang kembali. Berkat hanya mengandalkan Allah dalam kehidupannya, dia berhasil mencapai apa yang diinginkan, perlahan dia mulai berjaya kembali.

"Misalnya pelari jika dia tidak diberi kesulitan pasti dia akan santai kemampuannya tidak akan meningkat namun jika seekor anjing dilepaskan untuk mengejarnya hal yang sebelumnya tidak bisa dia lalui pasti akan terlalui bahkan melewati sungai sekalipun," ujarnya.

Ustaz Salim menyarankan, “Jadikanlah Allah sebagi satu-satunya untuk bersandar. Jangan selalu mengandalkan pikiran dan kemampuan sendiri,” kata dia. 

Salim mengatakan, langkah yang ketiga yaitu tidak berhenti belajar. Orang yang berhijrah tidak pernah berhenti mencari ilmu. Justru, dia selalu haus dan kurang akan ilmu agama. Tanpa ilmu iman kita tidak akan meningkat. Ilmu akan mengiringi setiap ibadah yang dilakukan.

Langkah yang keempat, kata dia, adalah rendah hati. Penyakit orang yang  baru berhijrah adalah sombong. Merasa dirinya lebih baik daripada orang lain. Hal ini yang sangat perlu dihindari.

Ustaz Salim mengatakan, jangan sampai berhijrah namun hanya pindah dosa. Meninggalkan dosa-dosa yang membuat Allah tidak ridha justru pindah ke dosa yang Allah tidak akan ampuni, yakni kesombongan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement