Rabu 22 May 2019 18:53 WIB

Berpuasa Berarti Menahan Diri

Berpuasa di bulan suci Ramadhan jadi kesempatan latihan menahan diri dari godaan

Ilustrasi Ramadhan
Foto: Reuters/Amr Abdallah Dalsh
Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama sebulan penuh dalam bulan barakah, maghfirah, dan rahmat ini, kita wajib berpuasa agar kita termasuk orang-orang yang bertakwa. (QS. 2: 183-5).

Bila hendak berpuasa, kata Imam Ja'far Ash-Shadiq dalam bukunya berjudul Lentera Ilahi, seharusnya kita berniat untuk menahan diri dari nafsu-nafsu jasmaniah, memutuskan hasrat-hasrat dunyawi yang bersumber dari setan, dan mampu mengendalikan keinginan jiwa.

Baca Juga

Kita akan melawan setan dan sekutunya yang selalu menyerang seseorang ketika lengah dan ragu mengingat Allah. Pada bulan ini, ujian jasmaniah dan batiniah sangat berat.

Dalam sebuah kisah, seperti disebutkan Imam Ja'far, seseorang berkata kepada seorang sahabat, "Aku mempersiapkan puasa itu untuk menangkal kejahatan dari suatu hari yang panjang (akhirat). Kesabaran untuk mematuhi Allah lebih mudah daripada kesabaran untuk menahan hukuman-Nya."

Menurut Imam Ja'far, puasa dapat membunuh keinginan-keinginan diri dan nafsu serakah. Berpuasa berarti kita berusaha untuk menyucikan hati, membersihkan anggota badan, melatih jiwa dan raga, selalu bersyukur atas rahmat dan nikmat-Nya, bersedekah kepada fakir miskin, bersikap rendah hati dan selalu tampil sederhana, dan menyesali perbuatan yang tidak diridlai Allah.

Ketika kita menikmati puasa Ramadhan sekarang ini, kiranya sangat afdal kalau setiap niat berpuasa kita selalu ingat syarat-syarat yang dikemukakan Imam Ghazali. Dengan demikian, insya Allah kita tidak termasuk golongan orang yang disebut Rasulullah dalam hadisnya, "Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapat sesuatu selain lapar dan dahaga."

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement