REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilometer di Kairo adalah instrumen canggih zaman Firaun dan Romawi seperti juga Nilometer yang berada di Pulau Elephantine, Aswan. Nilometer Kairo terdiri atas sebuah lubang besar yang membentang di bawah permukaan air Sungai Nil.
Lubang tersebut terhubung dengan Sungai Nil oleh tiga terowongan pada ketinggian yang berbeda-beda. Terdapat 45 tangga dalam terowongan de ngan lebar masing-masing 24 cm. Fungsi tangga-tangga tersebut untuk mengukur ketinggian air Sungai Nil.
Alat Ukur Nilometer
Di tengah-tengah lubang terdapat kolom marmer segi delapan yang disebut Corinthian Capital. Bagian atas Corinthian Capital ditutup oleh balok kayu. Untuk mengukur tingkat air, Corinthian Capital dibagi menjadi 19 hasta.
Satu hasta sama dengan 50 centimeter atau setengah meter. Dengan demikian, Corinthian Capital dapat mengukur kadar air Sungai Nil hingga 9,5 meter. Banjir yang pernah di ukur oleh Nilometer mencapai 16 has ta atau sekitar delapan meter.
Nilometer yang berada di Pulau Rawda (Roda), Fustat, Mesir.
Tinggi permukaan yang aman atau mencukupi adalah 14 hasta, yang berarti warga Mesir akan mengalami kebahagiaan hidup. Jika tinggi permukaan air Sungai Nil Kurang dari 14 hasta maka dapat diperkirakan Mesir akan mengalami kekeringan atau kelaparan. Sementara, ketinggian air lebih dari 16 hasta berarti bencana banjir besar.