REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir semua bangunan rumah di Aleppo, Suriah terlihat sederhana di bagian luarnya. Namun, ukuran bagian dalam rumah dan dekorasinya berbeda-beda, bergantung tingkat ekonomi mereka. Mahmoud Zein Al Abidin lewat tulisannya Courtyard Houses of Syria menjelaskan, hal lain yang menjadi penanda adalah besar kecilnya halaman rumah.
Rumah pedagang dan pengrajin kecil dan sederhana, halaman pun ukurannya tak besar.Sementara, bahan bangunan lokal sering digunakan untuk membangun rumah. Dengan demikian sangat berpengaruh pada konstruksi dan bentuk rumah. Banyaknya bahan berupa batu, menjadikannya sebagai bahan utama pendirian sebuah rumah. Dinding terususun oleh batu putih dan hitam, disebut Al-Ablaq.
Faktor sosial, budaya, dan agama turut berpengaruh. Kebutuhan menjaga privasi menuntun pemilik rumah untuk memisahkan dengan tegas antara ruang keluarga dan tamu. Di sisi lain, menjalin ikatan kekeluargaan dan persahabatan dianggap penting oleh warga. Mereka memiliki tradisi menjamu tamu dan kerabat.
Para tamu diundang untuk makan malam dan dihibur di halaman dengan kelompok musik rakyat. Tamu pihak perempuan juga sangat umum dan berlangsung setiap minggu, cara ini bertujuan memperkuat ikatan keluarga dan tetangga. Kini meski terpenga ruh gaya kontemporer, nafas peradaban Islam masih tersisa. Yaitu berbentuk kesederhanaan bangunan