REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah kerja sama telah dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dengan beberapa platform digital untuk menggaungkan berzakat lewat digital. Cara ini rupanya telah terasa efisiennya bagi para millenial, karena banyak anak muda yang mulai berdonasi melalui beberapa platform digital tersebut.
Direktur Utama Baznas, Arifin Purwakananta, mengungkapkan salah satu genre digital ini adalah kemudahan, sehingga masyarakat dapat memilih apapun yang mereka sukai. “Untuk itu kami berada di semua lini, tentu saja kita ketahui satu segmen pasar digital online memiliki pasar sendiri,” kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (20/5).
Melihat pasar digital yang memiliki garis sendiri, Baznas akhirnya memilih masuk ke pasar mereka, yakni seperti Bukalapak, Ovo, Shopee, dan lainnya. Platform tersebut semuanya memiliki pasar, dengan begitu segmentasi Baznas semakin luas.
“Kebetulan Baznas memiliki produk donasi zakat infak sedekah (ZIS) dan zakat fitrah yang nyaris digemari semua segmen. Dengan begitu kita memasuki semua segmen yang ada di Indonesia,” papar Arifin.
Efisiensi dari kerja sama dengan platform digital ini dapat dilihat juga dari data-data yang masuk dalam dashboard yang terdapat di ruangannya. Di sana terpantau berapa uang yang masuk dan keluar dari waktu ke waktunya. Dari situ ia juga dapat memperkirakan target pengumpulan donasi selama Ramadhan sudah berproses berapa persen.
Baznas telah meningkatkan pelayanan kepada para muzaki agar lebih mudah berdonasi. Upaya itu mulai dari membuka gerai zakat di mal-mal besar di beberapa daerah di seluruh Indonesia yang juga bekerja sama dengan Lippo Group, hingga peningkatan layanan zakat digital.
Layanan zakat dan donasi yang diberikan Baznas kepada para muzaki adalah dengan bekerja sama dengan platform-platform digital, seperti Shopee, Jenius, Bukalapak, Tokopedia, Kitabisa.com, Dana, hingga Link Aja.