REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG— Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui badan wakafnya melakukan ground breaking, peletakan batu pertama pembangunan masjid Salman Rasidi di RW 05, Desa Sekarwangi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (20/5).
Masjid yang dibangun akan mengusung konsep leuit, lumbung padi masyarakat Sunda. Ketua Harian Badan Wakaf Salman ITB, Hari Utomo, mengatakan masjid akan dibangun di lahan seluas 500 meter persegi pada area Kompleks Rumah Sakit Salman Hospital yang memiliki luas 16 ribu meter persegi. Lahan yang digunakan merupakan wakaf dari seorang jamaah di Soreang.
"Masjid yang akan dibangun dua lantai diperkirakan proses pembangunan 5-6 bulan. Setelah itu baru akan dibangun rumah sakit tahap satu," ujarnya di sela-sela ground breaking, Senin (20/5).
Dia menjelaskan, di dalam masjid akan dibangun ruang utama masjid, ruang wudhu, toilet kantor manajemen dan menara masjid. Ke depan diharapkan konsep masjid dengan rumah sakit bisa diduplikasi instansi lain.
Pascapembangunan masjid, kata dia, pihaknya akan membangun rumah sakit. Dengan fasilitas yang dibangun yaitu ruang utama perawat, fasilitas pendukung paramedik, ICU, serta lainnya. "Tahap satu ada 100 kamar yang dibangun. Ada guest house juga untuk keluarga yang menunggu pasien. Semuanya total 15 ribu meter persegi," katanya.
Project Director Rumah Sakit Salman Hospital, Saiful Halim, mengatakan bangunan akan mengusung konsep Sunda yaitu berbentuk leuit. Dimana yaitu bangunan lumbung padi masyarakat Sunda (leuit) yang melambangkan kebersamaan dan kemakmuran.
Bupati Bandung, Dadang M Naser, mengatakan pihaknya mengapresiasi pembangunan masjid dan rumah sakit Salman di Kabupaten Bandung. Upaya yang dilakukan pihaknya adalah memudahkan perizinan pembangunan masjid dan rumah sakit tersebut.
"Kami mengapresuasi investasi di bidang keagamaan dan rumah sakit. Diharapkan akan membawa kemajuan SDM di Kabupaten Bandung," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika