REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penghimpunan zakat yang selama ini dilakukan secara konvensional mulai bergeser ke arah digital. Kini, pembayaran zakat bisa dilakukan melalui layanan jarak jauh dan daring.
Dalam hal ini, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) ikut mengambil peranan. Direktur Utama Baznas, Arifin Purwakananta mengatakan, pengumpulan zakat, infak, sedekah (ZIS) melalui layanan digital berkembang pesat setidaknya sejak 2016 lalu.
Pada tahun ini, ia mengatakan Baznas menargetkan pengumpulan zakat menjadi 10 persen dari pendapatan seluruhnya melalui berbagai program layanan digital. Untuk itu, Baznas membentuk tim khusus Digital Fundraising dengan merekrut tenaga-tenaga muda yang kreatif.
"Tim ini di-support Divisi CRM (customer relationship management) dan Divisi IT (teknologi informasi) yang sebelumnya ada," kata Arifin melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Rabu (15/5).
Arifin melanjutkan, ada beberapa strategi layanan digital yang dikembangkan Baznas. Pertama, internal platform. Baznas mengembangkan sendiri berbagai layanan digital, seperti donasi via situs internet, program Android, dan berbagai program yang dikembangkan.
Kedua, Eksternal Platform. Baznas bekerja sama dengan berbagai provider penyedia platform toko online dan bisnis digital. Ketiga, Social Media Platform. Dalam hal ini, Baznas mengembangkan berbagai inovasi layanan donasi via sosial media seperti Line, iklan WhatsApp, iklan Facebook.
Keempat, Artificial Intelligence Platform, dimana Baznas sedang mengembangkan intelligent enterprise (IE) untuk memperkuat kampanye dan layanan fundraising bekerjasama dengan berbagai pihak. Salah satunya, adalah aplikasi bernama 'Zaki' yang dapat diunduh melalui aplikasi Line.
Kelima, Innovation Platform, dimana Baznas melahirkan berbagai inovasi kampanye dan layanan dengan melahirkan mesin zakat digital dan lainnya. Berbagai program Zakat Digital Baznas itu, menurutnya, disosialisasikan di antaranya melalui publisitas media, kampanye sosial media, email, dan direct mail.
"Media sangat membatu dalam kampanye kemudahan zakat ini," ujarnya.
Kehadiran layanan zakat digital ini direspon dengan baik melalui animo masyarakat yang tinggi. Hanya saja, Arifin mengatakan ada hambatan yang salah satunya muncul dari perubahan cepat teknologi itu sendiri serta perilaku masyarakat. Kendati demikian, ia mengakui bahwa berbagai perubahan yang sangat cepat itu tentunya membutuhkan kelincahan dalam berinovasi dan kreativitas dari amil Baznas.