Ahad 12 May 2019 13:26 WIB

Mengenal Alquran Melalui Alquran

Alquran memperkenalkan dan menjelaskan dirinya melalui Alquran

Ilustrasi Anak membaca Alquran
Foto: AP /Hatem Moussa
Ilustrasi Anak membaca Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hj Tutty Alawiyah (1942-2016)

Baca Juga

Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya Alquran diturunkan kepada manusia. Hal itu diterangkan dalam surah al-Baqarah ayat 185.

Dengan mengambil momentum bulan yang penuh berkah ini, menarik untuk menelaah bagaimana Alquran itu berbicara tentang dirinya sendiri.

 

Kata quran diulas sebanyak 70 kali dalam Alquran. Demikian dijelaskan Muhammad Fuad Abd al-Baqi dalam Al-Mu'jam al-Mufahras li Alfadh al-Quran. Kata tersebut dipergunakan dalam berbagai arti.

Menurut sebagian besar ulama, kata quran merupakan bentuk turunan (musytaq) dari kata qara'a, yang berarti 'menghimpun', 'meneliti', dan 'membaca.' Dari sini, istilah Alquran diartikan sebagai 'bacaan.'

Alquran menyebut dirinya sendiri dengan berbagai nama. Di antaranya, nama Alquran itu sendiri (surah al-Isra: 9). Kemudain, Alquran juga menyebut dirinya sebagai al-Kitab (surah al-Anbiya: 10), al-Furqan (surah al-Furqan: 1), adz-Dzikr (surah al-Hijr: 9), dan al-Tanzil (surah asy-Syura: 129).

Dari nama-nama ini, Alquran dan al-Kitab menjadi yang paling populer di kalangan kaum Muslimin. Kenyataan ini, menurut Manna al-Qaththan dalam buku Mabahits fi 'Ulum Alquran mengandung makna bahwa dalam menjaga dan memelihara otentisitas Alquran, umat Islam mesti memerhatikan dua aspek sekaligus, yaitu bacaan (alquran) dan tulisan (al-kitab). Tak boleh mengandalkan salah satunya, tetapi harus berpegang pada keduanya secara bersamaan.

Selain nama-nama seperti dikemukakan di atas, Alquran juga memperkenalkan beberapa sifat dan sebutan yang dilekatkan kepada dirinya.

Di antaranya predikat sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia (hudan li al-nas), penawar hati (syifa'), rahmat (rahmah), dan nasihat baik (mau'idhah) (lihat surah at-Taubah: 57).

Predikat lainnya, penerang kehidupan, al-nur (surah Ali Imran: 147); pemberi kebajikan, mubarak (surah al-An'am: 92); dan penjelas, mubin (surah al-Maidah: 15).

Dari nama-nama dan sifat-sifatnya itu, kita sesungguhnya sudah dapat memahami, mengapa dan untuk apa sebenarnya Alquran diturunkan.

Menurut al-Zarqani dalam Manahil al-Irfan, Alquran diturunkan untuk menguatkan kenabian Rasulullah Muhammad SAW. Selain itu, kitab suci ini juga sebagai sarana ibadah bagi kaum Muslimin dengan membaca dan mempelajarinya.

Persoalannya, seberapa mantap kita telah berpedoman kepada Alquran? Sejauh mana kita membaca dan mempelajarinya?

Agak aneh bila mengaku berpedoman kepada Alquran, tetapi kita tak pernah membaca, mendengarkan, dan menggali isi kandungannya.

Sebagai Muslim, setiap kita harus berusaha membaca, mendalami dan mengamalkan Alquran. Jika tidak, kita khawatir termasuk orang-orang yang disebut Nabi Muhammad SAW kepada Allah. Lihat surah al-Furqan ayat 30. Artinya, "Berkatalah Rasul, 'Ya Tuhanku sesungguhnya kaumku menjadikan Alquran ini sebagai sesuatu yang tidak diacuhkan.'"

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement