Sabtu 11 May 2019 05:05 WIB

Kewajiban Bertauhid

Menjadi seorang Muslim berarti telah meyakini tiada Tuhan selain Allah SWT.

Rep: Iit Septaningsih/ Red: Agung Sasongko
Mengingat Allah Ilustrasi.
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Mengingat Allah Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Menjadi seorang Muslim berarti telah meyakini tiada Tuhan selain Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW utusan Allah. Keyakinan tersebut merupakan fondasi setiap umat Islam. Dalam surah al-An'am ayat 82, Allah berfirman, "Orang-orang beriman yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik). Mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Ustaz Sofyan Chalid Ruray menjelaskan, ayat itu menyebutkan, ada dua kriteria orang beriman. Pertama, mengimani semua yang Allah wajibkan untuk diimani, tidak boleh ada satu pun yang diingkari. "Maka, rukum iman ada enam. Puncaknya, yaitu rukun iman pertama," ka tanya dalam Kajian Rutin Pekan Pertama di Masjid Nurul Amal, Pasar Minggu, Jakarta, belum lama ini.

Kriteria kedua, yakni tidak mencampurkan keimanan dengan kezaliman sedikit pun. Maksud kezaliman tersebut, me nurut dia, adalah syirik. "Karena, bentuk kezaliman ada tiga. Pertama, kezaliman seseorang terhadap dirinya sendiri. Contohnya ketika seseorang berbuat dosa, setiap dosa yang kita lakukan, hakikatnya zalim pada diri sendiri," ujar Ustaz Sofyan.

Kedua, lanjutnya, kezaliman terhadap orang lain. Kezaliman ini dinilai lebih besar dibandingkan yang pertama. Bahkan, Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya darah kalian, harta-harta kalian, dan kehormatan kalian adalah haram atas sesama kalian."

Jadi, bentuk kezaliman pada orang lain, di antaranya menumpahkan darah seorang Muslim, misalnya membunuh sesama Muslim. "Ini kezaliman terbesar. Jangan main-main dengan darah se orang Muslim. Pertanggungjawabannya berat di hadapan Allah."

Allah SWT juga berfirman dalam surah an-Nisa ayat 93, "Dan barang siapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya, serta menyediakan azab yang besar baginya." Menghina atau membicarakan keburukan orang lain pun termasuk zalim. Begitu juga mencuri harta dan menunda untuk membayar utang. Berikutnya, Ustaz Sofyan mengatakan, kezaliman ketiga sekaligus terbesar, yakni syirik. "Orang yang beriman tidak berbuat syirik sedikit pun," katanya.

Lewat surah Luqman ayat 13, Allah berfirman, "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, pada waktu ia memberi pelajaran kepadanya: 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar'."

"Jadi, tidak mungkin orang beriman melakukan dosa syirik. Jika mereka me lakukan, keimanannya batal," kata Ustaz Sofyan menegaskan.

Dia menegaskan, orang beriman adalah orang yang menauhidkan Allah. Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang pun akan memberikan beberapa keutamaan bagi mereka. Di antaranya, nikmat keamanan. Allah akan melin dungi orang beriman dari segala bahaya. "Kapan Allah berikan nikmat tersebut? Jawabannya saat di dunia dan di akhirat," ujar Ustaz Sofyan.

Di Negeri Akhirat, menurut dia, Allah akan menyempurnakan nikmat keamanan tersebut. Meliputi aman dari azab kubur serta aman pada hari kebangkitan. Jika orang yang beriman tidak melaku kan syirik, tapi masih melakukan dosa lain, lanjut Ustaz Sofyan, dia tetap akan diberi keamanan oleh Allah. Hanya saja, tidak sempurna.

"Karena, dia pun tidak menyempurnakan tauhid dan imannya. Dosa terbagi dua. Pertama, yang bisa membatalkan tau hid, seperti kesyirikan dan kekafiran. Kedua, yang mengurangi kesempurnaan tauhid, yakni semua dosa kecuali kesyirikan serta kekafiran," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement