Jumat 10 May 2019 10:20 WIB

Syarat dan Hakikat Tobat

Syarat tobat harus ada dikerjakan bersama-sama serentak pada waktu yang sama.

Tobat (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Tobat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama besar bernama Ibnu Qudamah al-Maqdisi dalam kitabnya At-Tawwabin (Orang-orang yang bertobat), mengupas tentang kisah pertobatan orang-orang yang pernah berbuat kesalahan. Mulai dari tobatnya Malaikat Harut dan Marut, para nabi, penguasa umat terdahulu, umat para nabi, para sahabat Nabi SAW, para pemimpin umat, wali-wali Allah, hingga tobatnya orang yang masuk Islam.

"Inilah kitab yang kutulis. Di dalamnya banyak disebutkan kisah nyata orang-orang yang bertobat. Tidak lain hanyalah untuk dijadikan pelajaran, teladan, sekaligus penghormatan kepada mereka," ujar ulama kelahiran Baitul Maqdis, Palestina itu.

Baca Juga

Ibnu Qadamah menjelaskan, ada tiga syarat dan hakikat tobat. Pertama, menyesal atas terjadinya perbuatan buruk. Kedua, melepaskan diri dari perbuatan buruk. Ketiga, keinginan kuat untuk tidak melakukannya lagi. "Ketiga syarat tersebut harus ada dan dikerjakan bersama-sama, serentak pada waktu yang sama," ungkapnya.

Dalam kitabnya itu, Ibnu Qudamah juga menjelaskan tanda-tanda orang yang tobatnya diterima Allah SWT. Pertama, keadaannya lebih baik dari sebelumnya. Kedua, senantiasa merasa takut kepada Allah dan merasa tidak aman dari siksa Allah. Ketiga, merasa tenang dan tak ada beban dalam hidup. "Inilah hasil dari istikamah setelah melepas seluruh kemaksiatan dan kezaliman masa lalu."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement