Jumat 10 May 2019 10:10 WIB

Langkah-Langkah Tobat

Untuk mencapai tobat nasuha, seorang hamba perlu introspeksi diri.

Tobat/Ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Tobat/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap insan di muka bumi ini pernah melakukan kesalahan atau dosa. Bahkan, para nabi yang diutus Allah SWT pernah melakukannya. Ajaran Islam mewajibkan umatnya yang telah berbuat dosa atau kesalahan untuk segera bertobat. Tentu saja, tobat yang sebenar-benarnya, yakni tobat nasuha.

Dalam surah at-Tahrim ayat 8, Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai …"

Ulama besar bernama Ibnu Qudamah al-Maqdisi dalam kitabnya At-Tawwabin (Orang-orang yang bertobat), mengupas tentang kisah pertobatan orang-orang yang pernah berbuat kesalahan. Mulai dari tobatnya Malaikat Harut dan Marut, para nabi, penguasa umat terdahulu, umat para nabi, para sahabat Nabi SAW, para pemimpin umat, wali-wali Allah, hingga tobatnya orang yang masuk Islam.

"Inilah kitab yang kutulis. Di dalamnya banyak disebutkan kisah nyata orang-orang yang bertobat. Tidak lain hanyalah untuk dijadikan pelajaran, teladan, sekaligus penghormatan kepada mereka," ujar ulama kelahiran Baitul Maqdis, Palestina itu.

Langkah-langkah tobat

Sebelum mengungkapkan kisah-kisah tobatnya orang-orang yang sempat salah jalan, Ibnu Qudamah menjelaskan tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan seseorang yang akan bertobat. Menurutnya, untuk mencapai tobat nasuha, seorang hamba perlu introspeksi diri.

"Seseorang yang telah mengoreksi dirinya akan mengetahui mana yang benar," ungkap Ibnu Qudamah. Selain itu, kata dia, tobat pun harus diapit dengan dua muhasabah, yakni muhasabah sebelum dan sesudah tobat. Muhasabah sebelum tobat, papar dia, akan melahirkan sikap mau belajar dari peristiwa atau kejadian yang telah dilalui.

Hal itu, kata Ibnu Qudamah, sangat penting agar seorang hamba tak terjatuh ke dalam kubangan yang sama untuk kedua kalinya. Menurutnya, tobat adalah pokok permulaan hidup seseorang, sekaligus menjadi roh akhir hidup seseorang.

Orang yang bertobat, seperti dijanjikan Allah SWT, akan meraih keuntungan (QS an-Nur: 31), dan orang yang tak mau bertobat adalah orang-orang yang zalim (al-Hujurat: 11).

"Tobat adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah," papar Ibnu Qudamah. Seseorang, lanjut dia, tak bisa menempuh jalan tobat kecuali dengan hidayah Allah, yaitu jalan yang lurus. Menurutnya, hidayah Allah tidak bisa didapat tanpa mendapat pertolongan Allah dan mengesakan-Nya.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement